Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Nama Jalan, Jokowi Diminta Tak Ikuti Orde Baru

Kompas.com - 02/09/2013, 12:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejarawan JJ Rizal berharap agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak terjebak dalam pola pikir penguasa Orde Baru dalam pemberian nama jalan. Menurutnya, Jakarta sudah terlalu banyak memiliki jalan dengan nama tokoh dari kalangan militer.

"Ini dulu upaya Orde Baru yang ingin memengaruhi pikiran masyarakat bahwa seolah-olah pendiri negara ini adalah tentara," katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/9/2013).

Menurut Rizal, banyak tokoh yang lebih pantas digunakan sebagai nama jalan utama sesuai perannya dalam sejarah. Namun, hal itu tidak dilalukan karena nama itu bukan dari kalangan militer. Hal ini justru menciptakan adanya hierarki bahwa kedudukan militer lebih tinggi.

Dia mengatakan, tokoh-tokoh seperti Muhammad Hatta dan RA Kartini tidak kalah berjasa dibandingkan tokoh militer, seperti Mayjen DI Panjaitan, Lettu Pierre Tendean, ataupun Jenderal Ahmad Yani. Bahkan, kata Rizal, tokoh penulis Ernest Douwes Dekker juga punya peran besar dalam sejarah kemerdekaan. Namun, tokoh-tokoh sipil itu jarang mendapat tempat pada papan nama jalan.

"Tapi kok enggak ada nama Jalan Mohammad Hatta, Kartini, dan Douwes Dekker di pusat kota?" kata Rizal.

Untuk itu, dia menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhati-hati dalam menyikapi usulan nama Soeharto sebagai nama jalan. Menurutnya, hal itu kental dengan nuansa politis. Terutama di tengah gencarnya sebagian orang mengampanyekan kerinduan akan Orde Baru.

"Kalau Pak Jokowi ingin mengubah nama jalan, jangan masuk lagi ke jalan pikiran Orde Baru. Lebih baik ganti saja nama jenderal-jenderal dengan orang yang memainkan sejarah dengan signifikan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com