Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Dul Sempat "Nge-Drift" Sebelum Kecelakaan

Kompas.com - 09/09/2013, 12:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan pihak kepolisian di lokasi kecelakaan mobil Mistubishi Lancer B 80 SAL yang dikendarai Dul, terdapat satu jejak roda yang membekas di aspal. Polisi menduga, kendaraan yang dikemudikan Dul nge-drift sebelum terjadinya peristiwa kecelakaan.

"Iya, di TKP (jejak), ada satu roda. Itu kenapa satu, roda yang kiri apa kanan, kita enggak tahu. Sudah jelas siapa yang melawan arus, siapa dengan kecepatan itu siapa. Kita perlu ketahui bannya hanya satu nge-drift," kata Kepala Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono, di Mapolda Metro Jaya, Senin (9/9/2013).

Mengenai hal tersebut, Hindarsono mengatakan, pihaknya belum dapat berbicara banyak karena saksi dari tim ahli saat ini sedang bekerja. Ia pun mengatakan tidak mau berasumsi mengenai berapa kecepatan kendaraan yang dikemudikan oleh Dul yang berujung pada peristiwa kecelakaan tersebut.

"Makanya itu, ini proses kan masih berjalan. Ini masih prematur. Kita kuatkan dulu dengan alat bukti, dan keterangan saksi ahli semua kita kumpulkan," ujar Hindarsono.

Menurutnya, tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri, dan tim dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya turun dalam penyelidikan kasus kecelakaan tersebut.

Polisi pun mengundang saksi ahli dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dari kendaraan Mitsubishi ataupun dari Daihatsu untuk penyelidikan sebab-sebab kecelakaan.

Dul, yang masih berusia belasan tahun, terlibat kecelakaan dengan dua kendaraan lainnya, yakni Toyota Avanza bernopol B 1882 UZJ dan Daihatsu Gran Max bernopol B 1349 TFM, pada Minggu (8/9/2013) sekitar pukul 00.45 WIB. Polisi menduga mobil Mitsubishi Lancer yang dikemudikan oleh Dul tiba-tiba menabrak pembatas dan masuk di jalur berlawanan, lalu menghantam dua kendaraan lainnya.

Akibat kejadian tersebut, enam orang meninggal dunia, sementara sepuluh orang lainnya mengalami luka-luka. Putra Ahmad Dani itu mengalami patah tulang kaki dan dirawat di RS Pondok Indah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com