Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mogok Produksi, Perajin Tahu Tempe Merugi Rp 10 juta

Kompas.com - 09/09/2013, 15:21 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Karena harga kacang kedelai tak kunjung menurun, para perajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari. Akibat berhentinya kegiatan produksi tersebut, para perajin mengaku merugi hampir Rp 10 juta.

Sekretaris Bidang Usaha Primer Koperasi Pengrajin Tempe Tahu (Primkopti) Jakarta Pusat, Slamet Riyadi, menuturkan, kerugian dialami perajin karena mogok ini. Akan tetapi mereka rela melakukannya demi mendesak pemerintah agar segera menstabilkan harga kacang kedelai yang saat ini sudah menyentuh angka Rp 9.700 per kilogramnya.

"Rugi jelas lah rugi. Karena kita tidak ada pemasukan, malah pengeluran yang banyak, untuk gaji karyawan," katanya ketika ditemui di Pasar Gondangdia, Senin (9/9/2013).

Slamet mengatakan, dalam sehari, industri rumahan pembuatan tahu tempe di Kelurahan Kampung Rawa Selatan RT 10 RW 04 Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat ini dapat memproduksi 80 kilogram tempe dan 220 kilogram tahu.

"Kerugiannya hampir Rp 10 juta. Dalam sehari bisa dapat omzet Rp 2,7 juta. Labanya Rp 400.000 sampai Rp 500.000," terangnya.

Walau tidak memproduksi selama tiga hari, tetapi Slamet harus tetap membiayai biaya keseharian para karyawannya yang berjumlah enam orang.

Saat ini, sementara Slamet berjualan makanan lainnya, seperti sosis, bakso dan nugget. "Produksi sih memang tidak ada, tapi kita kan harus ngasih uang makan untuk karyawan," ucap Slamet.

Saat masih memproduksi, Slamet menjual tempe dengan harga Rp 5.000 per potongnya, sedangkan tahu ia jual seharga Rp 500 per buah.

Slamet mengatakan harga kacang kedelai sudah naik sekitar tujuh hari setelah Lebaran, yang tadinya Rp 7.200 kini terus merangkak naik menjadi Rp 9.700 per kilogramnya.

Slamet membeli kacang kedelai untuk memenuhi kebutuhan produksi usahanya melalui sebuah agen yang berada di Cikarang. Dalam sekali transaksi, Slamet bisa membeli 10 ton kacang kedelai yang cukup untuk memenuhi produksi usaha tahu tempe selama dua minggu.

Slamet mengaku dengan melambungnya harga kacang kedelai, usaha yang sudah dirintisnya sejak tahun 1990 ini mengalami penurunan omzet sebesar 40 persen. Jumlah produksinya juga terpaksa diturunkan sekitar 20 sampai 30 persen, karena daya beli masyarakat yang terus menurun.

Para perajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi yang akan dilakukannya selama tiga hari, sejak hari Senin (9/9/2013) sampi Rabu (11/9/2013). Mereka melakukan aksi ini karena tak kunjung menurunnya harga kacang kedelai.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com