Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukardi Diduga Sudah Dibuntuti Penembaknya sejak Mengawal

Kompas.com - 11/09/2013, 17:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Polisi menduga Aipda Anumerta Sukardi, anggota Ditpol Air Polri yang tewas di depan Gedung KPK pada Selasa (10/9/2013) malam, sudah diincar. Diduga dia sudah dibuntuti sejak mengawal truk bermuatan ekskalator dari daerah Plumpang menuju Rasuna Tower.

"Anggota tersebut mungkin sudah diikuti sejak awal berangkat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (11/9/2013).

Rikwanto mengatakan, Sukardi mengendarai sepeda motor beriringan dengan truk yang dikawalnya. Menurutnya, rute yang ditempuh iring-iringan konvoi truk yang dikawal Bripka Sukardi dimulai dari Jalan Yos Sudarso menuju Jalan Rasuna Said.

Namun, sesampainya di depan kantor KPK, Sukardi kemudian dipepet oleh dua motor yang ditunggangi orang tak dikenal. Mereka merupakan pelaku yang menembaknya sampai akhirnya tewas.

"Dengan jarak dekat dan langsung dilakukan penembakan, dan kemudian (korban) terjatuh," ujar Rikwanto.

Saat terjatuh, lanjutnya, salah satu penumpang motor ada yang melakukan penembakan kembali terhadapnya.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi, lanjut Rikwanto, pelaku penembakan salah satunya mengendarai Yamaha Vixion dengan helm fullface dan berjaket merah dengan perawakan biasa. "Yang satu lagi belum jelas motornya," ujar Rikwanto.

Menurutnya, pelaku melepaskan tembakan beberapa kali kepada Sukardi. Berdasarkan hasil otopsi terhadapnya di RS Polri, ada empat luka tembak yang mengenai tubuh Sukardi. Satu di antaranya tidak bersarang lantaran tembus di lengan kiri. Dari keempat luka tersebut, luka pada bagian dada adalah yang paling fatal dan menyebabkan kematian.

Polisi belum dapat menyimpulkan siapa dalang di balik penembakan Sukardi dengan rangkaian kasus penembakan sebelumnya karena masih dalam proses penyidikan. Rikwanto menyatakan, pihaknya juga tengah mendalami prosedur pengawalan terhadap konvoi truk. Pihaknya juga masih mendalami rekaman gambar CCTV di depan kantor KPK.

"Secara internal akan didalami. Tapi fokus sekarang mencari pelaku," ujar Rikwanto.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com