Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraktor Nekat Bangun GOR Koja Tak Ber-IMB

Kompas.com - 21/09/2013, 07:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —
Gelanggang Olahraga Koja, Jakarta Utara, yang runtuh Kamis (19/9) malam ternyata belum dilengkapi izin mendirikan bangunan. Kontraktor proyek dinilai nekat memulai pembangunan, sementara izin belum selesai diproses.

Tim Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Provinsi DKI Jakarta sedang mengumpulkan fakta terkait dengan pengerjaan proyek.

"Dokumen IMB-nya belum selesai diproses, pembangunan dimulai tanpa dasar IMB. Saya tidak tahu mengapa bisa begini. Kemungkinan kontraktor nekat memulai pembangunan karena tidak ingin terlambat mengerjakan proyek. Hal ini terkait dengan penggunaan anggaran," kata Kepala Dinas P2B Provinsi DKI Jakarta Putu Indiana,
Jumat (20/9), di Jakarta.

Menurut Putu, siapa pun orangnya wajib mematuhi aturan mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) sebelum memulai pembangunan.

Dia menyayangkan kontraktor memulai proyek, sementara IMB belum selesai diproses. Pengurusan IMB untuk proyek pemerintah jadi prioritas dinas P2B.

Proyek senilai Rp 22,021 miliar dikerjakan dalam status single year. Artinya ditargetkan selesai tahun ini juga. Proyek ini dimulai pada 3 Juli dan ditargetkan selesai pada 14 Desember.

"Permohonan IMB diajukan terlambat sehingga dokumen belum selesai diproses," kata Putu.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai robohnya bangunan itu karena dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. "Itu yang mengerjakan dinas olahraga dan pemuda. Mestinya dinas pekerjaan umum," katanya.

Menurut Jokowi, soal pembangunan gedung, dinas pekerjaan umum tentu lebih kompeten dan pengawasannya pun akan lebih terkontrol.

Tidak matang

Adapun Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Ratiyono mengatakan, penyebab robohnya gelanggang olahraga itu karena ada prosedur kerja yang tidak dijalankan.

Seharusnya, setiap tahap pekerjaan proyek itu ada ukuran dan batasan. Jika pengecoran terus dilakukan melebihi kekuatan bangunan, akan berakibat ambruk.

Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Sanusi, mengatakan, persoalan ini terjadi karena perencanaan yang tidak matang.

Proyek itu dikerjakan dalam pengawasan yang longgar sehingga kualitas bangunan buruk. Pengawasan longgar karena kontraktor mengerjakan buru-buru untuk mengejar batas akhir penggunaan anggaran.

"Proyek itu dimulai pertengahan tahun ini. Seharusnya, proyek pembangunan dimulai awal tahun sehingga perencanaan dan pengawasan jadi maksimal. Molornya pembahasan anggaran tidak bisa menjadi alasan proyek pembangunan dikerjakan asal-asalan," kata Sanusi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan akan menyerahkan pembangunan Gelanggang Olahraga Koja kepada dinas perumahan yang lebih paham soal konstruksi gedung. (MDN/FRO/NDY/MKN/JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com