Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertengahan Oktober, Wajib Belajar Diuji Coba di Jakarta Pusat

Kompas.com - 25/09/2013, 19:41 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program wajib belajar bagi pelajar akan diberlakukan di Jakarta Pusat mulai pertengahan Oktober pada pukul 19.00 sampai 21.00 WIB. Pemberlakuan jam belajar ini ditujukan kepada anak sekolah, dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) usia 6 sampai 18 tahun.

Pada jam malam ini, pelajar diharapkan mematikan televisi dan tidak keluar rumah. Para pelajar juga diimbau kembali membaca buku belajar mereka. "Di situ diharapkan peran serta orangtua agar mengajar anak untuk menumbuhkan kesadaran belajar mereka," kata Kepala Seksi Pendidikan Dasar Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Pusat Uripasih di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2013).

Ia mengatakan, di Jakarta Pusat, program ini akan dilaksanakan di satu RT dalam masing-masing kecamatan. Terdapat delapan kecamatan di wilayah ini, masing-masing kecamatan menunjuk satu RT percontohan penerapan wajib belajar.

Urispasih mengatakan, program ini mendapat respons cukup baik dari hampir semua RT. Setiap RT berlomba-lomba menawarkan kawasannya menjadi tempat percontohan program jam malam. Ia mengatakan, nantinya setiap rumah di Jakarta Pusat akan ditempeli stiker program wajib belajar. Ia membantah pemberlakuan wajib belajar ini dilakukan semata-mata karena maraknya tawuran yang melibatkan pelajar terjadi akhir-akhir ini. Program ini, menurutnya, untuk meningkatkan mutu dan kedisiplinan pelajar.

"Kalau ini diberlakukan secara terus-menerus, perubahan yang signifikan pasti ada. Karena, perhatian orangtua yang positif akan meningkatkan prestasi anak," ujarnya.

Ia mengatakan, peran orangtua dan warga sekitar sangat diperlukan dalam bentuk pantauan langsung terhadap pelajar agar anak lebih berkonsentrasi belajar pada jam malam. Bila ada ditemukan anak sedang berada di luar rumah pada jam tersebut, maka akan diberi sanksi berupa teguran. Teguran tersebut dapat diberikan oleh siapa pun, baik masyarakat, satpam, hansip, maupun orangtua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com