Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Johar Baru Dukung Jam Malam Jokowi, untuk Cegah Tawuran

Kompas.com - 26/09/2013, 04:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, mendukung rencana jam malam yang bakal diberlakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di wilayah Jakarta Pusat. Warga berpendapat, rencana itu tentu membantu upaya pencegahan tawuran yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

"Ya mungkin saat ini iya (perlu jam malam). Apalagi, Pak Gubernur pengen berlakukan jam malam," kata Chairul (42), warga RT 09 RW 01, Kelurahan Galur, Jakarta Pusat, kepada wartawan, Rabu (25/9/2013) malam. Chairul mengatakan, aktivitas warga di Johar Baru memang berlangsung hampir 24 jam.

Banyak warga, kata Chairul, yang hilir mudik pada saat malam hari. Dengan memberlakukan jam malam, ia berharap kejadian seperti tawuran bisa dihindari. "Memang di sini aktivitas 24 jam, seliwer aktivitasnya enggak mati," kata dia.

Chairul juga adalah bapak yang salah satu anaknya ditahan aparat Polres Metro Jakarta Pusat karena terlibat tawuran pada Minggu (15/9/2013). Putranya ditahan selama 10 hari akibat tawuran tersebut. Chairul berjanji akan mengawasi penerapan jam malam kepada anaknya. "Kami juga komitmen sama Pak Kanit (untuk Polres Kasat Reskrim-red) akan menjaga anak kami. Saya setuju (jam malam) kalau memang untuk kebaikan," ujarnya.

Kasat Binmas Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Jajang Hasan Basri, yang hadir dalam peresmian pos terpadu, meminta agar peran tiga RW setempat untuk mengantisipasi pecahnya tawuran bisa berlangsung baik. Puluhan warga yang hadir ini menjawab kompak akan komitmen mereka mencegah tawuran.

Menurut Jajang, semua pihak perlu dilibatkan, termasuk tokoh masyarakat setempat, serta ketua RT dan RW, untuk mencegah tawuran terjadi lagi. "Saya sebenarnya sudah berulang kali (menyampaikan). Di Johar Baru sudah melaksanakan atau melakukan mediasi," ujar dia.

Jajang berharap mediasi yang kerap dilakukannya dapat mencegah tawuran kembali terjadi. Selain itu, Jajang juga berpesan warga untuk tak segan melaporkan pelanggaran hukum seperti narkoba dan perjudian kepada petugas. "Bapak ibu bisa langsung sms ke polisi," katanya.

Sebelumnya, deklarasi damai dilakukan antara perwakilan warga melibatkan perangkat kelurahan dan aparat kepolisian dalam pertemuan tersebut. Direktur LBH Adil Sejahtera Fitri Hani Harahap mengaku lembaganya sudah berkonsolidasi dengan Resor Metro Jakarta Pusat dan Polsek setempat untuk mencegah tawuran. Deklarasi merupakan iktikad lembaganya untuk turut mencegah tawuran terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com