Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Sebar "Utusan" Kumpulkan Keluhan Warga

Kompas.com - 30/09/2013, 07:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini aktivitas Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lebih sering di dalam kantor dan memimpin rapat. Meski dari Balaikota, dia mampu membaca berbagai macam keluhan warganya.

Rupanya, Basuki memiliki cara jitu untuk membaca keluhan dan problem warga serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, terutama permasalahan yang disebabkan oleh birokrasi pemerintahan DKI.

Bagaimana caranya? Ia menerjunkan beberapa orang kepercayaannya atau yang dikenal dengan staf pribadinya untuk langsung turun ke lapangan, mendengarkan keluhan warga, dan menyampaikan aspirasi tersebut langsung kepadanya.

Adalah Yudha Permana (35), salah seorang staf Basuki yang telah diamanatkan untuk menampung aspirasi warga di lapangan. Kepada Kompas.com, ia menceritakan, salah satu cara untuk menampung aspirasi warga adalah dengan mendatangi warga langsung dan menyosialisasikan program-program unggulan Pemprov DKI. Sosialisasi itu biasanya dihadiri oleh para ketua RT, ketua RW, lurah dari sebuah kelurahan, petugas puskesmas, dan ibu-ibu PKK.

Mengatasnamakan sebagai perwakilan Pemprov DKI, Yudha dan staf lainnya menyosialisasikan Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, dan program pengaduan melalui Lapor! Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

"Kita datangi ke lingkungan warga yang mau warganya disosialisasikan, karena banyak warganya yang belum paham benar apa itu program KJS, KJP, dan Lapor," kata Yudha yang telah sembilan bulan bekerja sebagai staf khusus Wakil Gubernur.

Sosialisasi kepada warga itu rutin dilaksanakan mulai Februari 2013. Hingga kini, pria kelahiran Jakarta, 18 Maret 1978, itu telah menyosialisasikan program unggulan di 53 lokasi di Ibu Kota. Tak sedikit dari sosialisasi itu yang merupakan undangan ketua RT maupun ketua RW untuk menjelaskan program-program Pemprov DKI kepada warga.

Yudha menjelaskan, setelah kegiatan sosialisasi program kepada warga usai, biasanya warga menggunakan kesempatan itu sebagai ajang menuangkan permasalahan mereka dan meminta Pemprov DKI menyelesaikannya. Ia kemudian mendengarkan laporan-laporan warga untuk disampaikan kepada pihak terkait. Di sisi lain, ia juga menyarankan warga untuk melapor via SMS ke 1708 atau langsung datang mengajukan surat ke Balaikota Jakarta, di lantai 3.

Beberapa permasalahan yang masuk melalui SMS 1708, kata dia, telah berhasil diberikan solusi. Pengaduan warga melalui SMS itu kemudian didisposisi ke dinas-dinas terkait, sesuai dengan permasalahan dan tanggung jawabnya. Dengan pelaksanaan sosialisasi itu, kata dia, paling tidak, warga Jakarta jadi mengerti dapat mengadu ke mana saat ada permasalahan, baik via 1708 maupun ke Balaikota.

Gunakan dana operasional Wagub

Yudha menjelaskan, tak semua keluhan dikelola dengan menggunakan dana APBD DKI. Misalnya saja, ada warga yang meminta bantuan pendidikan, tetapi menuntut ilmu di sekolah swasta.

Permasalahan itu akan menggunakan dana operasional Wakil Gubernur DKI. Untuk diketahui, dalam kepemimpinan Jokowi-Basuki, dana operasional mereka tiap bulannya dibagi 60 persen untuk Jokowi dan sisanya untuk Basuki. Sedangkan keluhan-keluhan seperti KJS, KJP, sampah, ataupun jalan rusak, menggunakan APBD DKI dan anggaran pos dinas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com