Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran Bangun Rumah, PLN Diminta Tak Berikan Fasilitas Listrik

Kompas.com - 07/10/2013, 21:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kepala keluarga di Kampung Kandang, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang rumahnya ludes terbakar, sejak Minggu (6/10/2013), mulai membangun tempat tinggal mereka kembali.

Berdasarkan pemantauan Kompas.com, hingga Senin (7/10/2013) siang tadi, warga terlihat bergotong royong merampungkan pembuatan jalan yang menjadi akses utama ke petak-petak lahan pemukiman tersebut. Deretan pagar dari kayu dan bambu setinggi satu meter dipasang yang menghubungkan Jalan Inspeksi Kali Sunter di sisi barat dan dari Jalan Boulevard Artha Gading di sisi selatan. Jalan ini lah yang menjadi penghubung utama petak-petak hunian ke jalan raya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai tindakan warga tersebut tentu tak bisa dibenarkan. Apalagi, bangunan di kawasan tersebut berada di kawasan yang seharusnya jadi lahan hijau. 

Jika warga bersikukuh membangun kembali pemukiman permanen di kawasan tersebut, Basuki meminta agar PLN tidak memberikan fasilitas listrik. 

"Yang salah kan bangun permanen rumah, PLN kasih listrik. Harusnya PLN enggak boleh nyambung (listrik)," kata Basuki, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (7/10/2013).

Menurut Basuki, masalah ini memang persoalan klasik. Warga yang menjadi korban kebakaran kerap membangun kembali rumahnya di kawasan pemukiman liar. Hal tersebut dikarenakan ketidaksediaanya rumah susun bagi warga di kawasan tersebut.    

"Ya itu yang susah. Makanya mesti (ada) pidana. Kita belum siapin rusun ya pasti gitu," ujar Basuki.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menyebut lahan yang digunakan warga tersebut seharusnya diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau, dan tidak boleh lagi ada bangunan di kawasan tersebut.

Sekitar 2.400 kepala keluarga (KK) korban kebakaran di Kampung Kandang, Kepala Gading, Jakarta Utara, diminta mengungsi ke GOR Judo. Namun, warga menolak mengungsi karena menjaga rumah mereka, yang sebenarnya sudah hangus terbakar dan berdiri di lahan milik swasta.

Sebanyak 1.325 rumah tinggal terdiri dari 2.400 Kepala Keluarga yang dihuni oleh 5.300 jiwa, hangus terbakar hingga rata dengan tanah. Lokasi kejadian berada di wilayah RW 13 meliputi RT 007, 008 dan 009. Luas areal yang terbakar mencapai 5 hektar dengan nilai kerugian mencapai sekitar Rp 2 miliar.

Asal api diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik dari rumah seorang warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com