Untuk pengerjaan normalisasi Ciliwung yang menurut rencana dilakukan tahun 2014, anggarannya sekitar Rp 1,7 triliun. Dari dana itu, sekitar Rp 500 miliar digunakan untuk membuat sodetan di Ciliwung. Sodetan ini berfungsi mengalirkan luapan air Ciliwung ke Kali Cipinang dan Kanal Banjir Timur.
Mengenai pengerukan di Sungai Ciliwung, Imam menjelaskan, progresnya saat ini sudah sampai tahap tender, tetapi belum bisa diumumkan pemenangnya. Penandatanganan kontrak dengan pemenang tender terganjal lambannya izin kontrak tahun jamak dan revisi daftar isian pelaksanaan anggaran dari Kementerian Keuangan.
Tak bebas banjirTarsoen mengatakan, secara teknis DKI Jakarta tidak mungkin bebas dari banjir walau segala upaya struktur dan nonstruktur ditempuh. Maksimal yang bisa dicapai hanya sebatas mengendalikan banjir.
”Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan tata ruang secara tegas dan komprehensif. Intensitas pemanfaatan ruang hendaknya benar-benar diterapkan. Lahan terbangun hendaknya hanya 70 persen dan 30 persen lainnya merupakan ruang terbuka dan/atau terbuka hijau,” kata Tarsoen.
Sewaktu Jakarta masih seluas 47.000 hektar, lanjut pegiat pelestarian hutan kota UI ini, pemerintah kolonial Belanda hanya menyiapkan Batavia untuk dihuni 1 juta penduduk. Kini luas Jakarta 65.000 hektar.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, seharusnya hanya 70 persen dari total luas itu yang boleh dibangun. Sebanyak 30 persen sisa lahan wajib diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau. Kini intensitas pemanfaatan ruang di DKI Jakarta 87 persen. (ARN/NEL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.