Akan tetapi, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah keberlangsungan taman itu sendiri. Shinta Idriyanti, pengurus Festival Taman 2013 yang digelar Minggu (20/10) lalu, mengatakan, masyarakat harus dibuat tertarik. Caranya dengan mendekatkan taman kepada masyarakat.
”Di Festival Taman yang baru pertama kali diadakan di Jakarta dan diselenggarakan atas inisiatif komunitas-komunitas di masyarakat diperlihatkan apa saja yang bisa dilakukan di taman. Mau santai, mau duduk di bawah pohon, mau olahraga, membaca, nongkrong sama teman, sampai berselancar di dunia maya pun bisa. Segala usia bisa melakukan banyak hal,” kata Shinta.
Tentu saja juga dibutuhkan aturan ketat yang wajib ditaati bersama. Dinas pertamanan, satpol PP, serta RT/RW pun harus tegas.
Nilai ekonomi
Membaiknya kualitas dan bertambahnya jumlah taman kota, sebagaimana tadi diharapkan, menurut Nirwono juga memiliki nilai ekonomi karena meningkatkan kualitas kehidupan kota.
Banjir menurun, pencemaran berkurang, serta udara menjadi lebih bersih dan segar. Warga pun menjadi lebih sehat sehingga mengurangi beban biaya kesehatan, ujungnya produktivitas warga meningkat.
Keberadaan taman kota juga meningkatkan harga jual lahan di sekitarnya. Kawasan sekitar Central Park merupakan lahan termahal dan prestisius di kota New York. Kawasan Flinders Park menjadi rebutan lahan premium gedung
perkantoran di pusat kota Melbourne.
Berkaca dari banyak contoh itu, Nirwono meyakini jika para pemilik dan pengelola gedung di Jakarta ini digandeng, biaya pemeliharaan taman yang menjadi beban pemerintah bisa ditekan. Kota Jakarta yang hijau pun tak sulit terwujud....
(B JOSIE SUSILO HARDIANTO)