Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Blokade Pintu Pos 9 Terminal Peti Kemas Tanjung Priok

Kompas.com - 31/10/2013, 15:00 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan buruh yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Gerakan Buruh (KNGB) memblokade pintu masuk Pos 9 terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok. Selain memblokade pintu Pos 9, buruh juga menutup Jalan Raya Sulawesi, arah Cilincing, hingga tak bisa dilalui kendaraan.

Dalam aksinya, selain menuntut kenaikan UMP 50 persen dan Rp 3,7 juta untuk DKI Jakarta, penghapusan sistem kerja outsourcing, jaminan sosial dan pendidikan gratis, mereka juga mengajukan tuntutan sektoral buruh transportasi pelabuhan dan pergudangan.

Selain itu, bersama Forum Buruh DKI Pelabuhan, mereka juga menuntut upah sektoral buruh transportasi pelabuhan-pergudangan, kepastian waktu bongkar muat di pelabuhan dan depo yang diwaktukan selama 60 menit, dan menghapus adanya pungutan liar dalam setiap proses bongkar muat pelabuhan dan depo.

Ilhamsyah, Ketua Umum Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia, mengatakan, buruh yang turun ke jalan berjumlah 1.200 buruh dari 23 perusahaan yang tergabung dalam SBTPI. Selain itu, ada 4.000 hingga 5.000 pekerja di lingkungan Jakarta International Container Terminal (JICT).

"Masih ada sekitar 10-15 persen lagi yang tidak terlibat aksi ini. Kalau untuk truk trailer, sama sekali tidak ada yang beroperasi, dan bila ada yang nekat dihalau kawan-kawan. Ada sekitar 30 mobil yang kaca spionnya dirusak karena nekat beroperasi," ujarnya.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Asep Adisaputra menegaskan bahwa kegiatan di dalam pelabuhan tidak terganggu dengan adanya aksi tersebut. Untuk melakukan pengamanan, pihaknya mengerahkan sebanyak 600 personel kepolisian.

Polisi juga melakukan rekayasa lalu lintas, yakni dengan mengalihkan akses masuk terminal peti kemas melalui pintu Pos 8 di Jalan RE Martadinata. Terkait lalu lintas, yang ingin menuju kawasan Cilincing diarahkan melalui Jalan Raya Plumpang.

Wilayah pelabuhan, menurutnya, merupakan wilayah terlarang untuk melakukan aksi. Oleh karena itu, kepolisian memberikan tempat untuk para buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan pintu Pos 9, Jalan Jampea, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Pada intinya, mereka kita harapkan tertib dan semoga situasi tetap kondusif hingga sore nanti," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com