Soal lain, salah satu perbedaan seri 205 dibandingkan dengan seri 203 yang terdahulu terletak pada kebutuhan listrik yang lebih besar. Seri 203 membutuhkan 2.824 kilowatt jam (kWh), sedangkan seri 205 membutuhkan 3.486 kWh.
”Penyebabnya, seri 205 memiliki lebih banyak motor penggerak sehingga penyerapan daya lebih besar,” katanya.
Kebutuhan listrik yang besar ini, menurut Sucipto, berimplikasi pada proses akselerasi kereta yang lebih cepat dan tenaga pendingin ruangan yang lebih baik.
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 42 Tahun 2010, mesin penyejuk ruangan pada setiap kereta membutuhkan energi ideal 50.000 kilokalori (kcal). Kebutuhan energi ini diperkirakan akan memadai untuk mendinginkan ruangan di kereta saat dipenuhi sekitar 300 penumpang. Rata-rata, energi pada kereta saat ini 42.000 kcal.
Rangkaian kereta yang memiliki penyejuk ruangan ideal, menurut Sucipto, adalah kereta buatan PT Inka. Kereta dengan cat oranye yang sudah wira-wiri di Jabodetabek ini memiliki energi 50.000 kcal.
Kita tunggu saja sepak terjang seri 205 di lintas Jabodetabek yang diperkirakan akan dimulai pertengahan Desember 2013. (ART)