Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Tertangkap, Pelaku Pembunuh Holly Potong Kambing di Kuburan

Kompas.com - 08/11/2013, 17:38 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pago Satria Permana alias PG (41), salah satu tersangka pembunuh Holly Angela Ayu, akhirnya ditangkap polisi di Banten. Dalam pelariannya, PG sempat bersembunyi dari satu lokasi pekuburan ke pekuburan lainnya. 

Setelah mendengar kabar SH dan AL tertangkap, dua orang tersangka pembunuhan Holly lainnya PG dan R langsung melarikan diri ke Banten. Kedua tersangka bahkan memilih tidur di lima pekuburan yang berbeda. Selain itu, keduanya sempat bersembunyi di goa Sang Hyang Sira selama dua malam.

Dalam pelariannya pula, kedua orang tersangka ini memilih menaiki perahu dan berjalan kaki keluar masuk hutan. Ketika sedang bersembunyi di sebuah pekuburan di kawasan hutan di Ujung Kulon, mereka bahkan sempat memotong dua ekor kambing dan berdoa agar tidak ditangkap polisi.

"Dalam pelariannya, tersangka sempat memotong dua ekor kambing buat sesajen dan berdoa di kuburan agar tak tertangkap," kata Kepala Unit V Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Antonius Agus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (8/11/2013).

Lalu pada tanggal 5 November 2013, PG dan R berpisah. PG menginap di rumah saudaranya di Ciseket, Pandeglang, Banten, sedangkan R pergi mencari tempat persembunyian lain.

Di rumah saudaranyalah PG ditangkap pada Jumat pukul 06.00. Sementara itu, R sampai kini masih dalam pengejaran petugas kepolisian.

Hingga kini sudah ada empat orang tersangka yang ditangkap polisi atas kasus pembunuhan Holly, yakni pelaku SH, AL, PG, dan tersangka otak pembunuhan, Gatot Supiartono. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com