Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kita Mau "Bagusin" Semua Gedung Sekolah

Kompas.com - 14/11/2013, 13:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, anggaran pendidikan di APBD DKI 2014 termasuk pos alokasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI yang paling tinggi. Salah satu alokasinya adalah untuk merehabilitasi gedung sekolah yang sudah mulai rusak dan tidak layak pakai.

"Kita mau bagusin semua gedung sekolah, ini kita lagi kebut, sekolah negeri dulu," kata Basuki di acara Lokakarya Pembelajaran Implementasi Sekolah Aman Komprehensif, Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Menurut Basuki, tak sedikit sekolah yang terletak di wilayah rawan banjir. Apabila daerah itu terkena dampak banjir, maka gedung sekolahnya pun terkena banjir. Terendamnya gedung sekolah oleh banjir itu akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM) para peserta didik.

Akibat banjir itu, kata Basuki, bukan tidak mungkin gedung sekolahnya akan ambruk sebab masih banyak gedung sekolah yang dibangun dengan bahan-bahan yang tidak berkualitas tinggi. Misalnya saja kayu yang masih mudah termakan oleh rayap, bangunan sekolah yang tidak diberikan antirayap, dan sebagainya.

Ke depannya, Basuki menginginkan semua gedung sekolah menggunakan baja ringan. "Sekarang paling banyak itu pakai atap plafon. Itu yang membuat bahaya, sekolah rata-rata ambruk karena bahan baku bangunan," kata Basuki.

Targetnya, semua sekolah negeri dari tingkat SD hingga SMA akan diperbaiki bangunannya supaya tidak rawan ambruk. Tercatat, ada sekitar 30 persen bangunan sekolah di Jakarta dalam posisi yang tidak layak pakai.

Sambil menunggu perbaikan dengan baja ringan, Pemprov DKI juga akan menyiapkan alokasi anggaran untuk pemeliharaan rayap dalam APBD DKI. Selain itu, bahan bangunan untuk perbaikan gedung sekolah akan dimasukkan dalam e-catalog. Namun, pembelian alat melalui e-catalog masih diprioritaskan untuk pembelian bus dan alat berat untuk penanganan banjir.

Politisi Partai Gerindra itu menilai, bahaya bencana tidak hanya mengancam para siswa di lingkungan sekolah saja, melainkan dalam perjalanan dari rumah menuju sekolah dan sebaliknya. Oleh karena itu, Pemprov DKI melakukan penataan dunia pendidikan dengan cara siswa menempuh pendidikan di sekolah yang dekat dengan domisilinya.

"Kita ingin penataan. Untuk mereka yang tidak mampu kita dorong ke rusun, sistem sekolah yang lebih dekat dengan naik sepeda dan jalan kaki. Kalau sekarang jalan kaki, lagi menunggu di trotoar saja bisa ditabrak Xenia. Tapi, kita sudah kebut untuk tingkatkan keselamatan anak didik kita," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com