Meski demikian, merpati atau burung dara dekat dalam keseharian orang Betawi. Hal itu, misalnya, tergambar dalam topeng Betawi. ”Burung dara, misalnya, ada dalam perumpamaan: Orang kate laki bini kayak dua sayap burung dara. Kalau satu patah, nyusruk deh....”
Nasib permainan burung merpati di Jakarta, kata Rizal, tak ubahnya permainan layang-layang, semakin lama semakin jarang bisa disaksikan. ”Buat saya, permainan merpati ini tak ubahnya sebuah barometer. Kalau permainan merpati ini hilang dari lingkungan kita, itu artinya kita semakin kehilangan taman hijau dan ruang publik. Ini tanda peringatan bagi kita,” kata Rizal.
Hal tersebut dibenarkan para pehobi merpati. Idealnya ”arena” burung ini adalah lahan datar yang luas. ”Kan ngeri ngebayangin burung yang lagi dilatih keserempet motor,” ujar pehobi.
Isyarat sang daraBenar. Jakarta memang ruang hidup yang keras untuk merpati. Deddy Kurniawan Halim, pakar psikologi lingkungan, mencatat tiga faktor polusi lingkungan yang mengusik kehidupan sang dara. Faktor itu adalah kebisingan, udara/debu, dan visual (asap, teritorial/gedung). Ketiga faktor itu memengaruhi iklim mikro habitat burung-burung.
”Pohon yang tadinya berfungsi untuk memoderasi suhu panas Jakarta saat ini hilang tergantikan embusan udara panas AC bangunan dan pantulan beton yang justru semakin menaikkan suhu udara perkotaan sehingga burung pun tidak lagi bisa mendarat,” kata Deddy, penulis buku Psikologi Lingkungan Perkotaan itu.
Perlu dicatat, suhu permukaan atap beton di Jakarta berkisar 80-90 derajat celsius pada siang hari. Deddy mengingatkan pentingnya ruang terbuka hijau dalam kehidupan masyarakat di kota besar. Manusia urban, kata Deddy, dihadapkan pada banyak tuntutan hidup.
”Hal itu bisa menimbulkan directed attention fatigue. Dan ini bisa mengakibatkan agresivitas tinggi, orang gampang ngamuk. Tuntutan itu bisa dinetralisir dengan ruang terbuka hijau,” kata Deddy yang juga menulis Human Perception on Green Psychology in Public Spaces: A Comparative Studies between French & Indonesians Living in the Cities.
Menurut Deddy, ruang terbuka hijau pada dasarnya mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi sosial, mental, dan fisik. Para pehobi burung merpati yang berbagi rasa bahagia bersama dalam suasana guyub di ruang terbuka itu adalah contoh fungsi sosial dari ruang terbuka hijau.
Begitulah, di kesesakan Jakarta, warga menerbangkan merpati, melepas kepusingan hidup.
(MYR/XAR)