Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pajak Progresif Bisa Tekan Jumlah Kendaraan Cuma Mimpi"

Kompas.com - 18/11/2013, 11:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Pemprov DKI Jakarta menaikkan kembali pajak progresif kendaraan bermotor dinilai tidak akan berguna secara maksimal menekan jumlah kendaraan bermotor. Sebab, 30 persen kendaraan yang lalu lalang di jalan Jakarta berasal dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Kalau hanya DKI yang menaikkan pajak progresif, efeknya tidak akan banyak terhadap jumlah kendaraan bermotor baru," kata anggota pengurus harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Minggu (17/11/2013).

Pajak progresif adalah besaran pajak yang diterapkan untuk pembelian unit kendaraan lebih dari satu. Dalam Perda 8/2010, penerapan pajak kendaraan berjumlah 1,5 persen dari nilai jual kendaraan pertama, dua persen dari nilai jual kendaraan kedua, dan empat persen dari nilai jual kendaraan ketiga, keempat, dan seterusnya. Atas usulan revisi, pajak progresif akan menjadi sebesar dua persen dari nilai jual untuk kendaraan pertama, empat persen dari nilai jual untuk kendaraan kedua, dan lima persen dari nilai jual untuk kendaraan ketiga. Sementara itu, untuk pembelian kendaraan di atas tiga unit dikenakan pajak progresif sebesar delapan persen.

Dikatakan Tulus, sebesar apa pun pajak kendaraan bermotor, warga akan sanggup membayarnya. Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta ini menilai pajak besar tidak efektif menekan pertumbuhan mobil atau sepeda motor karena tidak mengganggu daya beli masyarakat.

"Kalau harapannya pajak besar bisa menekan jumlah kendaraan baru, saya kira itu cuma mimpi," katanya.

Kenaikan pajak, lanjut Tulus, hanya akan efektif untuk menggenjot Pendapat Asli Daerah. Jika melihat pendapatan yang akan diterima pemerintah memang bisa dirasakan manfaatnya. Namun, tidak akan ada perubahan di jalan.

"Bisa jadi orang malah beralih dengan beli mobil dengan pelat Bodetabek, tapi memakainya di Jakarta. itu jadi rugi dua kali, PAD tidak masuk, macet semakin menjadi," ujarnya.

Menurutnya, untuk menekan pertumbuhan kendaraan bermotor, harus dilakukan langkah menyeluruh, yakni jalan berbayar atau ERP, parkir mahal, dan pembatasan kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com