Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Esek-esek di Balik Layanan Joki "Three in One"

Kompas.com - 24/12/2013, 11:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Joki three in one ternyata tidak hanya menolong para pengemudi mobil melintas di kawasan three in one di Jakarta pada jam-jam sibuk. Ada layanan jasa lain yang kerap diminta para pengemudi mesum.

Kedok pelayanan mesum ini terkuak dari Ed (38), pria yang sudah enam tahun menjadi joki three in one. Setiap hari, dia bukan sekadar duduk di mobil mewah, kemudian dibayar, melainkan juga mendapat tawaran untuk melayani pengemudi tersebut.

Menurut Ed, dia sempat terseret menjalani praktik asusila tersebut karena kebutuhan hidup. Biasanya, kata dia, pengemudi mesum mengajaknya ke Ancol, Jakarta Utara. Selain dengan pria, ada kalanya perbuatan asusila ini dilakukan dengan wanita.

"Pernah saya diajak ke parkiran Ancol pake mobil. Tapi tidak sampai berhubungan badan," ujar Ed, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (24/12/2013).

Ed mengaku khawatir juga dengan keselamatan istrinya, DS (31), yang juga menjadi joki three in one. Menurutnya, sang istri juga kerap diajak berbuat hal negatif.

"Sering diajak. Ayo Bu, saya kasih lebih ya, kita ke Ancol," tutur Ed.

Kendati demikian, dia sudah berpesan kepada sang istri untuk berhati-hati. "Kalau ditawarin dia tahu, kalau tidak jelas jangan mau. Dia langsung turun (dari mobil)," ujarnya.

Banyak praktik asusila

Ed menyebut, praktik semacam itu hampir digeluti para joki di berbagai kawasan Ibu Kota. Seperti joki di kawasan Djuanda, Menteng, atau di Pakubuwo, dan Kebayoran. Imbalannya, mulai dari handphone sampai uang ratusan ribu rupiah. Biasanya, kata Ed, mereka adalah remaja yang menjadi joki.

"Di Pakubuwono kasih Rp 500.000 mau, atau enggak dikasih handphone. Kalau Si Y itu dikasih BlackBerry," ujar Ed sambil menunjuk salah satu joki di sampingnya.

Menurut dia, joki yang masih berusia anak-anak pun tak luput dari incaran lelaki hidung belang. Biasanya, mereka adalah lelaki yang menyukai anak di bawah umur, atau paedofil. Diberi Rp 100.000, kata Ed, anak-anak tersebut sudah senang. "Mereka suka anak kecil. Kebanyakan di Menteng sama Taman Lawang," katanya.

Terpaksa

Ed mengaku terpaksa melakukan hal asusila tersebut. Menurutnya, penghasilan sebagai penjaga toko DVD dan joki three in one tidak mencukupi kebutuhan istri dan seorang anaknya. Dia juga mengaku terpaksa untuk bekerja sebagai joki agar dapat menyambung hidup di Ibu Kota.

Istrinya, DS, yang dulu bekerja sebagai penjual parfum, kini sudah tidak lagi melanjutkan pekerjaannya. DS sudah tiga tahun menjadi joki.

Dari setiap pengendara mobil, ED bisa mendapatkan uang Rp 20.000. Pelanggannya adalah pekerja di kawasan Sudirman, atau di Dukuh Atas, hingga Harmoni. Untuk pelanggan dengan tujuan jauh, biasanya dia mamatok harga Rp 25.000-Rp 30.000.

"Kalau yang sudah tau biasanya nyiapin duit. Cuma kalau ada yang baru, belum tahu, nanya berapa bayarnya, ya kita tembak aja gocap (Rp 50.000)," kata Ed.

Dari penghasilannya sebagai joki bersama istrinya, satu bulan ia bisa memperoleh total Rp 4 juta. Uang yang terkumpul kemudian digunakannya untuk membayar kontrakan sebesar Rp 350.000, serta membiayai hidup rumah tangganya.

"Uang joki habis terus, mau nabung saja susah," ujar Ed, yang menjadikan joki sebagai pekerjaan sampingannya.

Tertangkap Satpol PP

Bukan sekali Ed harus berurusan dengan petugas Satpol PP yang melakukan razia. Ed pernah merasakan bagaimana tinggal berminggu-minggu di panti binaan sosial Cipayung dan Kedoya. Saat ditangkap, ED merasakan pentungan petugas Satpol PP yang menghajarnya.

"Digebukin, kan di dalam udah ngumpul campur sama pak ogah, sama pengamen-lah," kenang Ed.

Namun, dia masih setia menggeluti profesi joki karena penghasilan yang cukup menggiurkan dan mudah mendulang rupiah. Yang terpenting, kata dia, pekerjaan tersebut halal di matanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com