Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Natal Keturunan Portugis di Semper

Kompas.com - 26/12/2013, 09:59 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, tinggal para keturunan prajurit Portugis yang dulunya menjadi tawanan VOC. Para keturunan itu masih berupaya menjaga tradisi Natal yang diturunkan oleh leluhur mereka, yakni Biti Singkuh.

Biti Singkuh merupakan ritual penghormatan anggota keluarga pada orangtua mereka. Hal tersebut, termasuk dengan cara mendatangi makam leluhur mereka yang juga berada di areal sekitar Gereja Tugu, Semper Timur Cilincing, Jakarta Utara.

"Setelah melakukan ibadah pada malam Natal, biasanya para orang Tugu akan datang ke pemakaman. Mereka datang membawa lilin atau bunga menyambangi makam leluhurnya," ujar Alfondo Andries, Ketua Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT), beberapa waktu lalu.

Setelah mengunjungi makam, orang-orang Tugu akan pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya. Biasanya, momen tersebut juga akan digunakan generasi muda untuk meminta maaf kepada orangtua dan memang merupakan tradisi dari nenek moyang orang Tugu.

Keberadaan komunitas tugu saat ini sudah mencapai generasi ke-7 sampai ke-9. Mereka menetap di sana dimerdekakan oleh VOC pada 1661, dan diberi lahan di sebelah tenggara Batavia. Lokasi tersebut, hingga kini dikenal dengan nama "Toegoe" atau Tugu.

Saat itu, sekitar 150 orang dibuang ke wilayah yang saat itu konturnya merupakan rawa-rawa. Franky Abrahams (63), generasi ke-7 orang Tugu, mengatakan, dari jumlah tersebut, mereka terus beranak pinak hingga sekarang.

Dalam perjalanannya, jumlah anggota keluarga mereka alami pasang surut. Seperti halnya pada tahun 1700, banyak di antara mereka yang meninggal akibat wabah besar penyakit influenza.

"Awalnya, para pendahulu kita memakamkan anggota keluarganya di halaman rumah. Namun, karena semakin banyak yang meninggal, maka diputuskan untuk menyatukan makam di sebelah gereja karena saat itu luasnya mencapai empat hektar," ujarnya.

Hingga kini, para keturuan orang Tugu yang asalnya dari 7 Fam seperti, Abrahams, Michiels, Cornelis, Andries, Quicko, Simons dan Salomons, telah berasimilasi, menikah dengan penduduk lokal. Di sekitar lokasi Gereja Tugu, terdapat sebanyak 30 KK yang merupakan orang Tugu.

Secara keseluruhan, yang tercatat dalam IKBT, ada sekitar 150 KK yang aktif sebagai bagian komunitas Tugu. Kebanyakan dari mereka, bila menikah dengan yang bukan keturunan Tugu, akan pindah tempat tinggal.

Franky berharap, walaupun tinggal jauh dari pemukiman leluhurnya, mereka tidak melupakan tradisi. Karena, menurutnya, saat ini banyak di antara generasi muda orang Tugu yang mulai melupakan tradisi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com