Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Penjaga Budaya Betawi ...

Kompas.com - 29/12/2013, 12:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Tanpa mereka, harta karun turun-temurun tak ada gunanya. Tanpa mereka, manusia akan dikenang sebagai durhaka. Tanpa mereka, nilai-nilai luhur kehidupan tidak terjaga dan tanpa mereka, kebudayaan Betawi dapat saja sirna.

Usia senja dan tubuh yang tak lagi prima, para penjaga bertahan dari serbuan budaya modern. Berusaha menggantikan nilai-nilai lama yang dianggap usang. Letih kadang mendera, bosan kadang melanda. Namun nasib sudah tertulis, nilai dan budaya harus dijaga.

Menyandang status sebagai Ibu Kota telah menjadi beban tersendiri. Bagaimana mungkin etalase negara Republik Indonesia tak punya identitas? Di tengah derap langkah pembangunan kota, mereka pun tidak kenal lelah menjaga dan melestarikan harta nenek moyang. Jawara yang Rendah Hati Pukul serta tendang, adalah aksi favoritnya. Entah sudah berapa puluh orang takluk di tangannya. Tapi justru karena hal itu yang membuat pria bernama Hj Sanusi atau yang akrab disapa Babeh Uci, menjadi guru dari 10 ribu murid serta menorehkan prestasi.

Pencak silat adalah pilihan hidup Babeh Uci. Pria kelahiran Pondok Bambu, Jakarta, 4 September 1931 tersebut adalah jawara di bidang silat Betawi. Lima puluh tahun sudah dia mengabdikan diri melestarikan Silat Betawi. Namun, itu tak membuatnya tinggi hati. Dengan rendah hati, dia mengaku tetap terus belajar unsur silat.

"Jika Yang Maha Kuasa masih memberi kesempatan, mungkin ini saya akan tetap belajar serta mengajar silat. Ada sekitar 300 aliran silat di Betawi yang harus digali dan dilestarikan,"ujar kakek 9 anak dan 35 cucu kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Kekuatan di bawah kerendahan hati itu juga yang membawa Uci memenangkan beragam penghargaan. Tak hanya itu, Babeh Uci pun turut berkontribusi di dunia perfilman. Dia dipercaya menjadi fighting instructor di beragam film laga lawas, antara lain Pitung, si Bongkok, Jampang Mencari Naga Hitam, Nyai Dasimah, Selimut Malam, Laki-laki Pilihan, Sangkuriang, Tangkuban Perahu dan lainya.

Sang Sutradara Ondel-ondel

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Ungkapan pepatah itu relevan menggambarkan sosok Nendra WD. Bagaimana tidak, perkawinan selebritas lawas WD Mochtar-Sofia WD melahirkan anak dengan aliran seni di dalam darah dan dagingnya.

Kecintaan pada kesenian Betawi membuat Nendra kecil kerap tampil di panggung tradisional Betawi. Lenong, sastra Betawi, dan beragam produk kebudayaan Betawi diikutinya dengan diiringi jua sederet prestasi gemilang. Tak hanya di depan layar Nendra pun merambah dunia penyutradaraan, yakni sinetron Ondel-ondel.

"Lewat sinetron Ondel-ondel, saya ingin masyarakat tahu betapa sulitnya kita warga Betawi mempertahankan ondel-ondel di tengah kehidupan yang seba canggih ini," ujarnya.

Haru di Negeri Kincir Angin

Tepuk tangan ratusan penonton di salah satu gedung pertunjukan di negeri Belanda tidak mungkin dilupakan M Taufik. Haru memuncak saat musik keroncong yang dimainkannya bersama Orkes Kroncong Bandar Jakarta pimpinan Haji Yoyo Muchtar mendapat sambutan meriah orang seberang. Keroncong Betawi adalah musik pilihan pria yang akrab disapa Bang Topik ini. Ia menjadi organiser keroncong sejak 1989. Namun, ia telah bergabung ke dalam orkestra keroncong sejak tahun 1970.

Kecintaan pada keroncong membawanya tampil di penjuru Indonesia dan beberapa negara lain, salah satunya di negeri kincir angin. Langkah pria asli Betawi pemain Cello di dalam orkes keroncong ini pun terasa ringan. Keinginannya keroncong menjadi musik pilihan generasi muda saat ini terwujud. Banyak anak muda yang tertarik dan berguru padanya melantunkan musik keroncong itu.

"Saya sangat senang membina mereka. Bagaimanapun musik ini harus lestari. Pemainnya pun harus regenerasi," ujar Bang Topik.

Waktu Habis untuk Betawi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com