Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Jasa Telepon Umum...

Kompas.com - 05/01/2014, 09:51 WIB


Oleh:

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat telepon umum? Fasilitas umum ini banyak berjasa dan pernah menjadi bagian dari kehidupan rakyat negeri ini. Namun, kala teknologi komunikasi maju pesat, telepon umum terbengkalai dan kini nyaris sekarat.

Aktris kawakan Widyawati ingat betul ketika mendiang suaminya, Sophan Sophiaan, selalu meneleponnya setiap kali bepergian. Sebelum ada telepon seluler, setiap tiba di tempat tujuan, yang dilakukan Sophan pertama kali adalah mencari telepon umum. Sophan mengabarkan bahwa ia tiba di tempat tujuan dengan selamat.

”Bagi kami, komunikasi sangat penting. Apalagi dengan kesibukan yang luar biasa. Suami saya sering pergi ke luar kota dan luar negeri untuk shooting atau untuk urusan pekerjaan saat menjadi anggota DPR,” kenang Widyawati yang bersama Sophan tampil dalam film Pengantin Remaja (1971) itu.

Bukan hanya suami, anak Widyawati juga mengabarkan segala sesuatu ke rumah melalui telepon umum. Dia sendiri menggunakan telepon umum ketika bepergian ke luar negeri, juga untuk memberi kabar bahwa dia sudah tiba di negara tujuan.

Tidak hanya memberi kenangan manis, telepon umum juga memberi kenangan buruk bagi ibu dua anak ini. Ia dan suaminya pernah mengalami teror lewat telepon pada awal 2000-an. Dalam sehari, bisa ada 10 kali telepon masuk, tetapi tidak ada yang bicara.

”Sepertinya teror itu terkait aktivitas politik suami saya. Kami coba melacak dibantu polisi. Sebagian besar penelepon menggunakan telepon umum,” ungkap Widyawati.

Berjasa

Telepon umum koin mulai diperkenalkan pada tahun 1981. Pada kurun masa 1983-1988 tercatat terpasang sebanyak 5.724 unit. Telepon umum kartu mulai digunakan pada 1988. Mulai terpasang sebanyak 95 unit, jumlahnya meningkat pesat menjadi 7.835 unit pada 1993.

Keberadaan telepon umum benar-benar berguna bagi khalayak, termasuk mahasiswa. Artis dan produser Olga Lydia (38), misalnya, termasuk pengguna setia telepon umum. Saat-saat kuliah di Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung, pada kurun waktu 1994-1999, ia biasa pergi ke telepon umum beramai-ramai dengan teman satu kosnya. Ia mencari tempat telepon umum yang sepi, tapi banyak teleponnya supaya tidak perlu antre. ”Kami bertiga masing-masing bisa ngobrol 20-30 menit tidak diburu-buru orang di belakangnya,” tuturnya.

Telepon umum memang sahabat mahasiswa. Indriyani (36) menceritakan dulu ketika menyusun skripsi, dia menelepon responden dari telepon umum. Saat itu, dia memilih lobi Bank CIC di sebelah Plaza Senayan, Jakarta. ”Di sana enak, telepon umumnya banyak dan ruangannya dingin lagi,” kenangnya.

Meski banyak jasanya dan relatif murah, tapi ada-ada saja pengguna yang nakal. Telepon umum juga melahirkan ”kenakalan” yang berbasis pengiritan. Ada yang melubangi koin, lalu memasangkan benang pada lubang tersebut. Dengan cara itu, koin bisa dipakai berulang-ulang. Ada lagi akal-akalan dengan cara mengisolasi lubang di kartu telepon sehingga pulsa yang terbaca di telepon masih penuh.

Bram (36), pegawai bank swasta di Jakarta, bercerita tentang pengalamannya dengan telepon umum sekitar 16 tahun lalu semasa kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. Di asrama perguruan tinggi itu ada sebuah telepon umum kartu yang digunakan semua penghuni asrama secara gratis dengan cara tertentu. Namun, Bram sempat enggan karena khawatir akan ketahuan. ”Tapi, setelah sekian lama kok enggak ketahuan juga, saya jadi tertarik mencoba. Apalagi saya waktu itu pacaran jarak jauh, pacar di Jakarta,” kata Bram.

Bram pun belajar teknik menyiasati telepon kartu tersebut. Dengan cara itu, Bram bisa gratis menelepon pacar di Jakarta dalam waktu cukup lama.

Meski kini telepon umum langka dan sulit ditemui, masyarakat menganggap keberadaan telepon umum tetap penting dan relevan. Di saat darurat, ponsel kehabisan baterai atau pulsa dan harus menghubungi seseorang, telepon umum dapat diandalkan menjadi penyelamat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com