Hingga saat ini, teknologi modifikasi cuaca itu sudah berlangsung meski belum menjamin bahwa Jakarta akan terhindar dari banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, rekayasa cuaca itu untuk mengurangi intensitas hujan di Jakarta sampai 35 persen.
Rekayasa cuaca dilaksanakan sebagai langkah jangka pendek mengurangi risiko banjir di Jakarta. Teknologi ini diterapkan karena infrastruktur pengendali banjir di Jakarta belum siap sepenuhnya sehingga mengakibatkan Jakarta masih terendam banjir.
”Rekayasa cuaca ini hanya solusi jangka pendek karena sungai-sungai di Jakarta belum sepenuhnya dinormalisasi sehingga masih terjadi banjir,” katanya.
Sementara itu, hari ini, pemerintah mulai memperbaiki saluran air di bawah Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Sejumlah alat berat dilaporkan sudah berada di lokasi.
Petugas kepolisian juga menutup Jalan TB Simatupang yang ambles akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu. Hal ini karena pengerjaan jalan ambles itu tengah dilangsungkan dengan menggunakan alat berat.
Terkait dengan polemik soal penanganan perbaikan jalan negara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan tidak benar bahwa dirinya menyerobot atau mengambil kewenangan pemerintah pusat. Dikatakan, Pemprov DKI hanya ingin agar perbaikan jalan yang ambles itu bisa segera dilakukan.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meminta Jokowi untuk tidak menangani perbaikan jalan yang menjadi kewenangan pusat itu. (MDN/PRA/ANT)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.