Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Perlu Perlengkapan Bayi

Kompas.com - 18/01/2014, 18:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis


KOMPAS.com - Vio, bayi 11 bulan, tampak asyik mengemut mainan karetnya di tengah keramaian yang ada di dalam Masjid Al-Ikhlas, Petamburan, Jakarta, Sabtu (18/1/2014). Bayi lucu dengan lesung pipit ini terus sibuk memegang benda-benda yang dia anggap baru.

Tingkah Vio setidaknya menjadi "pelarian" kedua orang tuanya yang tengah kesulitan menghadapi banjir. Rumah mereka di Jalan Petamburan II, RT 010, RW 03 sudah terendam banjir. Pagi tadi, rumah yang diisi oleh delapan orang itu hanya tersisa atap. Yetty (20), ibunda Vio, terus menerus menjaga buah hatinya bersama dengan sang adik, Yuli (17) yang juga baru memiliki bayi bernama Syifa (3 bulan).

Tampak pula nenek Vio yang duduk bersama keluarga sederhana ini di sebuah sudut dalam masjid hanya dengan beralaskan tikar. Tidak ada satu pun pria di keluarga ini yang terlihat. Yetty menjelaskan, para suami tetap harus bekerja meski sedang mengalami banjir. Suami Yetty bekerja sebagai kusir delman di Monumen Nasional.

Suaminya, kata Yetty, sejak shubuh tadi sudah membantu keluarga mengevakuasi menuju tempat pengungsian. Setelah pindah, suami Yetty langsung pergi bekerja dengan baju seadanya yang melekat di badan. Keluarga ini tak sempat menyelamatkan baju-baju di lemari saat air dari Kanal Banjir Barat meluap.

"Suami saya tetap harus kerja, bagaimana lagi. Buat beli susu," tuturnya saat dijumpai di lokasi pengungsian, Sabtu siang.

Yetty menjelaskan, perlengkapan bayi saat ini sangat minim di pengungsian. Dia baru saja mendapatkan bantuan popok dan makanan bayi. "Tapi nggak ada bantuan susu bayi dan pakaian bayi," katanya.

Yetty tidak sendiri, setidaknya ada puluhan orang tua lainnya yang bingung memikirkan kecukupan bayi dan balita. Berdasarkan data dari posko Kesehatan Puskesmas Tanah Abang, ada 54 balita di pengungsian, 9 orang di antaranya berusia di bawah 1 tahun.

Memerlukan bantuan

Bantuan yang mengalir ke posko pengungsian di Petamburan tak henti-hentinya berdatangan. Warga telah mendapat bantuan dari tim Gegana Polri berupa perahu karet dan dapur umum. Namun, warga masih memerlukan bantuan perlengkapan bayi.

"Popok yang diberikan tidak cukup. Itu pun berebutan. Kalau bisa lebih banyak. Termasuk yang penting juga susu," kata Yetty.

Selain itu, Yulia menambahkan warga pengungsi juga masih membutuhkan selimut dan pakaian. "Pakaian baik dewasa dan anak-anak. Kebanyakan kami nggak sempat bawa baju," imbuh Yulia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com