Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopassus Penuhi Permintaan Jokowi

Kompas.com - 18/01/2014, 18:26 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus memenuhi permintaan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo membantu korban banjir Ibu Kota.

Terhitung mulai tanggal 18 Januari hingga Februari 2014 mendatang, Kopassus pun resmi bergabung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB. 

Kepala Penerangan Kopassus Mayor Achmad Munir mengungkapkan, meski terhitung baru masuk komando penanggulangan korban banjir hari ini, sebanyak 200 personel Kopassus telah mulai bekerja sejak Kamis (16/1/2014) lalu, yakni memperbaiki tanggul yang jebol di Situ Pedongkelan, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Setelah itu sejumlah personel kita membantu masyarakat Lenteng Agung mendistribusikan sembilan bahan pokok," ujarnya kepada Kompas.com pada Sabtu (18/1/2014) sore. 

Sabtu pagi, lanjut Munir, sebanyak 100 orang personel diterjunkan ke pusat komando BNPB di Monumen Nasional. 

Sebanyak 40 personel Kopassus diantaranya pun ada yang langsung terjun ke lokasi banjir paling parah di Jakarta, yakni Bukit Duri, Jakarta Selatan dan Kampung Pulo, Jakarta Timur untuk melakukan evakuasi.

"Perlengkapan kita adalah 5 perahu karet, 5 motor tempel, 10 tangki bahan bakar minyak, 5 selang BBM, 20 dayung, 20 unit pelampung, 20 wet suit, sepatu dan 8ban karet," ujarnya.

"Sesuai arahan Danjen Kopassus, Mayjen TNI Agus Sutomo, tugas kemanusiaan adalah suatu kehormatan. Kopassus hadir membawa solusin bukan membawa masalah," lanjut Munir. 

Sejak Sabtu pagi hingga sore ini, personel Kopassus bersama Tim SAR dan pasukan lain telah berhasil mengevakuasi puluhan warga, mulai dari orangtua hingga anak-anak. Mereka kemudian dibawa ke kamp pengungsian yang ada, yakni di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Mushala At-Tawabin dan Gelanggang Olahraga Youth Center di Jalan Raya Ottista. 

Sejauh ini, Munir mengaku proses evakuasi warga berjalan dengan baik tanpa kendala berarti. Hanya saja, banyak warga yang menolak dievakuasi dan bertahan di lantai dua rumah mereka masing-masing. 

Pihaknya pun sebisa mungkin membujuk warga untuk pergi mengevakuasikan diri ke kamp pengungsian atas alasan keselamatan warga sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com