Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musim hujan di Jakarta mengakibatkan 34 kecamatan, 100 kelurahan, 444 RW, 1.227 RT, dengan 38.672 kepala keluarga atau 134.662 jiwa, menjadi korban banjir. Dari jumlah tersebut, 62.819 jiwa terpaksa mengungsi di 253 titik.
Adapun korban banjir yang meninggal dunia berjumlah 23 orang.
Jika Jokowi pada hari-hari biasa hanya blusukan ke satu atau dua lokasi, maka kali ini ia bisa mengunjungi empat atau bahkan lima lokasi dalam satu hari. Berbekal jamu racikan sendiri, yakni air rebusan temulawak dicampur kacang hijau dan sedikit gula jawa, minuman itu menjadi suplemen bagi Jokowi. Tak heran, ia tetap terlihat gesit meninjau tanggul jebol, memantau banjir di permukiman kumuh, menerjang banjir dengan perahu demi mendistribusikan bantuan, memantau ketinggian air sungai, hingga menyapa warga.
Berikut ini sejumlah aksi blusukan Jokowi yang terekam kamera Kompas.com dalam dua minggu terakhir:
1. Pada Senin (13/1/2014) siang, Jokowi mengawali blusukan musim hujan dengan mengunjungi Pintu Air Jembatan Merah, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Di sana, Jokowi kali pertama memutuskan membuka lebar-lebar Pintu Air Manggarai yang tersambung dengan Kanal Banjir Barat (KBB) serta bermuara ke Waduk Pluit.
Sementara itu, pintu air yang mengarah ke obyek vital dan sekitarnya akan tetap ditutup agar Istana Negara tidak kebanjiran.
"Iya, supaya tidak banjir ke Istana. Kita larikan ke Pluit semuanya supaya merata," ujarnya.
2. Masih pada hari yang sama, siang harinya Jokowi meninjau rumah pompa di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Keberadaan rumah pompa itu sangatlah penting sebagai pintu terakhir air dari hulu sebelum disedot dan dibuang ke laut. Kedatangan Jokowi ke rumah pompa adalah aksi pertamanya setelah memastikan mengeluarkan status siaga banjir DKI Jakarta.
Status itu menjadi panduan semua kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam melaksanakan skenario penanggulangan banjir pada sektor masing-masing.
3. Pada Selasa (14/1/2014), Jokowi meninjau jalan ambles di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Jalan milik Kementerian Pekerjaan Umum itu ambles karena gorong-gorong di bawahnya runtuh sebesar 50 sentimeter. Akibatnya, jalan pun terputus. Di tempat ini juga Jokowi seakan memantik hubungan dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
Jokowi mengatakan bahwa meski jalan itu milik pemerintah pusat, Pemprov DKI yang akan memperbaikinya.
"Ini sebenarnya (di bawah wewenangnya) Kemen PU, tapi kita ini pingin masalahnya cepat selesai," ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi bak menyulut semangat kerja Kementerian PU. Menteri PU Djoko Kirmanto beberapa waktu kemudian mengadakan konferensi pers, menyatakan bahwa proyek perbaikan Jalan TB Simatupang tidak diserahkan kepada Pemprov DKI, tetapi dikerjakan kementeriannya. Menteri yang biasa dipanggil Djokir itu menegaskan, Pemprov DKI tidak boleh mengerjakan apa yang jadi kewenangan Kementerian PU. Jokowi diminta fokus ke area kewenangan Pemprov DKI.
Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjelaskan, rusunawa serba guna tersebut terdiri dari 16 lantai, dengan lantai satu hingga tiga diperuntukkan bagi pasar. Adapun lantai 3 hingga 16 diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik warga hasil relokasi maupun bukan.
"Saat ini sudah kita sosialisasikan ke pedagang pasar bahwa kita akan bangun rusunawa serba guna. Mereka tidak perlu khawatir karena selama pembangunan, mereka boleh jualan. Tanah kita di sini itu ada 6,5 hektar. Mereka bisa berjualan di situ," ujarnya.
6. Musim hujan tidak menyurutkan niat Jokowi bersepeda rutin ke Balaikota, Jumat (17/1/2014). Hari itu, ia ditemani oleh pebalap MotoGP, Jorge Lorenzo. Di tengah gerimis, kegiatan gowes tetap berjalan meski terlambat satu jam. Rombongan menempuh jalur Jalan Taman Surapati, lalu masuk ke Jalan Teuku Umar, melalui depan Masjid Cut Meutia, belok kiri ke Jalan Menteng Raya, serta berakhir di Jalan Medan Merdeka Selatan dan masuk ke dalam Balaikota Jakarta.
"Very good," ujar Jorge sesampainya di depan selasar Balaikota.
7. Minggu (19/1/2014) adalah hari libur bagi kebanyakan orang. Namun, tidak bagi Jokowi. Dengan mengenakan kemeja motif kotak-kotak, ia mendatangi tepi bantaran Kanal Banjir Barat (KBB) di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sana, Jokowi menegaskan, tahun ini pihaknya akan merelokasi warga yang tinggal di bantaran.
"Sangat membahayakan sekali. Air Ciliwung yang mengalir sangat besar. Warga harus direlokasi ke rusun karena membahayakan," ujarnya.
Ia tak menyinggung soal relokasi kepada warga yang ditemuinya. Bahkan, ada salah satu warga yang begitu bertemu Jokowi dengan pede-nya meminta bantuan tripleks dan kayu agar rumah semipermanen di bantaran kuat menahan arus sungai. Jokowi hanya tersenyum.
8. Selanjutnya, ia meninjau genangan di Jalan Letjen S Parman, tepatnya di depan Mal Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Jokowi pasrah atas genangan yang memutuskan arus lalin itu. Genangan setinggi 20 hingga 30 sentimeter tersebut akibat meluapnya Kali Grogol yang berada persis di samping jalan. Debit air dari hulu yang tinggi tak tertampung sehingga meluap ke jalan. Akibatnya, kendaraan bermotor tidak dapat melintas di jalan itu.
Untuk menyedot air dari jalan ke kali, Pemerintah Provinsi DKI mengandalkan satu pompa. Menurutnya, satu pompa tersebut sudah maksimal. Pasalnya, penambahan pompa tak akan berguna jika kali meluap.
"Pompanya sudah berfungsi, sudah besar, sudah maksimal. Tapi ya air dari atas memang banyak sekali, jadi (proses penyedotan) memang butuh waktu," ujarnya.
9. Sore harinya, Jokowi meninjau banjir di permukiman bantaran Waduk Pluit. Ia mendistribusikan bantuan berupa beras dan alat tulis bagi pengungsi. Jokowi juga menyempatkan diri meninjau rumah pompa di Waduk Pluit dan melihat kondisi rumah masyarakat yang kebanjiran menggunakan sebuah perahu karet.
Ada yang unik ketika Jokowi menerabas banjir. Sebelum menaiki perahu karet, Jokowi berjalan di genangan air setinggi betisnya sehingga sepatunya penuh air. Seusai meninjau rumah pompa dan rumah warga, ia melepas sepatunya dan membuang air di dalam sepatu. Aksi spontan Jokowi mendapatkan beragam komentar.
"Ha-ha-ha, sepatu Pak Jokowi juga banjir," ujar seorang anak.
"Waduh, besok beli lagi aja, Pak, sepatu yang lebih bagus," timpal anak lainnya.
Dia hanya tersenyum mendengar celotehan anak itu.
10. Pada Senin (20/1/2014) pagi, Jokowi bertemu dengan sejumlah pimpinan daerah Jawa Barat, Bogor, Depok, dan Bekasi di posko pemantauan Bendung Katulampa untuk membicarakan banjir di Jakarta. Rapat koordinasi yang dihadiri juga oleh Kementerian PU itu memutuskan pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi.
Adapun sodetan Ciliwung-Cisadane belum diputuskan karena pemerintah Tangerang atau Banten tidak hadir di rapat.
11. Sore harinya, Jokowi meninjau Kali Sekretaris, perbatasan Kebon Jeruk, Grogol, Jakarta Barat. Salah satu sisi sheet pile kali itu patah sehingga air meluap ke jalanan. Tanpa terlihat takut, Jokowi berjalan di atas sheet pile dan turun ke bendungan buatan yang terbuat dari pasir tersebut.
"Saya sudah instruksikan Dinas PU untuk perbaiki. Anggarannya nggak ngertilah. Pakai dana mana saja, pokoknya perbaiki," ujar Jokowi
12. Selanjutnya, Jokowi meninjau turap Waduk Setiabudi yang longsor. Waduk milik Kementerian PU itu akan segera diperbaiki oleh Dinas PU DKI Jakarta.
"Ini memang milik Kementerian PU. Hanya, yang darurat-darurat seperti ini ya kita tangani (Pemprov DKI Jakarta)," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, jika tak segera diperbaiki, maka bisa mengancam masyarakat serta perkantoran di sekitar waduk itu. Turap yang longsor berada di antara waduk dan Kali Cideng. Oleh karenanya, jika debit air Kali Cideng naik, maka alirannya bisa melimpas ke waduk. Kondisi itu mengancam permukiman dan kantor sekitarnya.
"Coba kalau air Cideng masuk ke sini (Waduk Setiabudi). Coba bayangin bagaimana kondisi di sana (permukiman)," ujar Jokowi.
"Saya kan penanggung jawab daerah ini. Kalau nggak cepat gini, ya saya yang disalahin. Ingat, saya tanggung jawab," lanjutnya.
13. Pada Selasa (21/1/2014), Jokowi meninjau lokasi banjir di tepi Ciliwung, tepatnya di Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur. Dia terkejut melihat arus sungai yang sangat deras. Ia menapaki daerah yang terendam banjir tanpa alas kaki. Awalnya, saat melihat arus yang deras, Jokowi yang sudah berada di mulut gang berbalik. Wartawan sempat mengira ia tak jadi blusukan ke gang itu lantaran takut. Ternyata, Jokowi melepaskan sepatunya dan menggulung celana panjang hitamnya.
Tak sampai semenit, Jokowi yang tanpa alas kaki itu sudah berjalan di gang tersebut. Salah seorang warga tampak memandu blusukan Jokowi di gang tersebut. Sang warga pun menunjukkan bahwa setiap debit air Sungai Ciliwung naik, otomatis ratusan rumah di wilayah itu kebanjiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.