Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Adu Jotos, dan "Nona Belanda" di Lantai Dua

Kompas.com - 09/02/2014, 12:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu menarik untuk diperbincangkan. Segala sesuatu tentang Jokowi, dari ujung sepatu hingga ujung rambut yang beruban, pernah dibahas media.

Kompas.com menghimpun sejumlah cerita seputar Jokowi yang barangkali tak banyak diketahui orang. Cerita-cerita ini dituturkan sendiri oleh Jokowi atau orang-orang dekat di sekitarnya. 

1. Jokowi pernah adu jotos 

Jika melihat sosok Jokowi saat ini yang pendiam, tidak banyak omong, kalem, dan sebagainya, siapa sangka ketika duduk di bangku SMP, Jokowi pernah adu jotos dengan rekan lantaran berebut bangku di lapangan dekat sekolahannya di Surakarta. 

Jokowi menceritakan kisah ini kepada wartawan dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.

Lantas, siapa pemenangnya? Sayangnya, tak ada yang menang atau kalah dalam adu jotos tersebut. Rekan-rekan Jokowi yang lainnya keburu melerai adu jotos sebelum pemenangnya muncul. 

2. Nona Belanda 

Rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Surapati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, punya kisah sendiri. Cerita beredar, ada "penghuni lain" di rumah itu.

Menurut sejumlah pengawal yang hampir tiap hari tinggal di rumah itu, taman belakang dekat kamar ajudan adalah titik yang paling "tidak nyaman" dari seluruh area rumah. 

Jokowi sih mengaku tak pernah melihat langsung sosok "penghuni lain" di rumah itu. Namun, Iriana, istrinya, pernah didatangi sosok nona Belanda ketika tengah membaca Al Quran di lantai dua rumah itu. 

Menurut Jokowi, jika istrinya ada di Jakarta dan beraktivtas di lantai dua, beberapa ajudan selalu menemani di lantai dua rumah.

"Kalau saya sih ndaklah. Tapi kadang-kadang sih iya (ditemani ajudan)," aku Jokowi. 

3. Mengaku Sukowi

Tentu ingat dengan sepatu Jokowi yang setia menemaninya blusukan masuk keluar kampung, menerjang banjir hingga lumpur. Sepatu itu sempat mampir di blower AC agar lekas kering karena lepek terendam air. 

Ada cerita menarik soal sepatu seharga Rp 100.000 tersebut. Kompas.com mendapatkan kisah ini dari orang dekat Jokowi dalam sebuah perbincangan ringan. 

Pertengahan 2013 lalu sepatu Jokowi sebelumnya dinyatakan pensiun. Jokowi menggantinya dengan jenis nyaris sama. Warna coklat dan bersol putih. 

Ceritanya, pada suatu malam Jokowi memutuskan membeli sepatu baru. Hal itu agak mengejutkan karena terkesan mendadak dan terburu-buru, mengingat saat itu menjelang pukul 00.00 WIB. 

Di dalam mobil, Jokowi meminta para pengawal pribadinya untuk tidak dekat-dekat dengan dirinya saat ia membeli sepatu nanti. Ia menyuruh mereka untuk berada jauh dan membiarkannya membeli sepatu seorang diri. 

Mobil pun sampai di sebuah toko sepatu di bilangan Kota Tua, Jakarta Barat. Layaknya pembeli biasa, Jokowi memilih sepatu yang diinginkannya. Rupanya, salah satu penjual mengenali Jokowi. 

"Ini Pak Jokowi ya, atau KW duanya?" tanya penjual. 

"Bukan ini Sukowi," jawab Jokowi. 

Penjual ragu pria yang ada di depannya sebenarnya siapa. Namun, rombongan pembeli lain keburu mengenali Jokowi. Situasi tersebut berakhir dengan salaman dan foto bersama. 

4. Tak pernah ganti baju? 

Banyak yang bertanya, apakah Jokowi tidak pernah ganti baju? Cukup beralasan. Mulai berangkat dari rumah dinas, beraktivitas di Balaikota, blusukan ke kampung-kampung, hingga pulang lagi ke rumahnya, hanya kemeja putih lengan panjang yang selalu melekat di tubuhnya. 

Suatu ketika di Balaikota seusai Jokowi blusukan, pertanyaan itu terjawab. "Saya punya 14 setel yang kayak gitu. Ya masak cuci, kering, pake, cuci, kering, pake," ujar Jokowi. 

Uniknya lagi, kemeja-kemeja tersebut tidaklah mahal dan dijahit oleh desainer terkemuka. Percaya enggak percaya, nilai kemeja itu tak lebih dari satu paket makanan di restoran cepat saji. 

Bagaimana tidak, kain ia beli sendiri di pasar tradisional di Solo seharga Rp 25.000. Kemudian ditaruh di tukang jahit dengan ongkos Rp 17.000. "Tidak sampai Rp 40.000 kan?" ujarnya. 

5. "Kung Kwong!" 

Memang dasar lama tinggal di kampung dengan nuansa alam yang masih kental, Jokowi ingin menghadirkan suasana serupa di rumah dinas yang berhantu itu. 

Caranya? Dia menaruh puluhan ekor kodok di kolam ikan taman belakang. Tiap hujan, baik siang maupun malam, suara kodok bersahutan menciptakan suasana desa yang asri serta sejuk, "Kung kwong, kung kwong, kung kwong." 

"Kan bosan, setiap hari hanya dengar sepeda motor, mobil, bus, bajaj. Kalau setiap malam pulang kan jadi segar pikiran. Apalagi itu pas hujan, kung kwong, kung kwong," tiru Jokowi. 

Menurutnya, ada sekitar 20 kodok di kolamnya. Ia berencana menambah binatang peliharaan itu agar suara yang dihasilkan semakin ramai. Ia telah mengutus staf rumah tangganya untuk mencari kodok serupa untuk menambah yang telah ada. 

"Nyuruh orang nyari, kita beli, masak saya cari sendiri," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com