Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Banjir dan Macet, Kepuasan Masyarakat atas Kinerja Jokowi Menurun

Kompas.com - 09/02/2014, 14:44 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menangani banjir dan kemacetan menurun. Pada Oktober 2013, tingkat kepuasan masih tinggi, dan melorot saat survei dilakukan pada Januari 2014.

"Dalam soal banjir, tiga bulan lalu masih ada sekitar 59,7 persen warga DKI yang puas terhadap kinerja Jokowi. Kini tinggal 24,8 persen saja. Kemudian dalam soal kemacetan lalu lintas, tiga bulan lalu masih 52,7 persen, kini tinggal 34,6 persen saja," kata peneliti LSN Gema Nusantara saat merilis hasil surveinya di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (9/2/2014). 

Gema membandingkan hasil survei yang dilakukan lembaganya sekitar Oktober 2013 dengan hasil yang dilakukan Januari ini. Survei dilakukan pada 10 Januari hingga 26 Januari 2014 dengan teknik wawancara tatap muka yang berpedoman kuesioner terhadap 790 responden yang tersebar di lima wilayah di Jakarta.

Menurut Gema, survei ini dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan simpangan kesalahan sebesar 3,5 persen. Masing-masing responden, katanya, diajukan pertanyaan apakah puas atau kurang puas atas kinerja Jokowi dalam menangani banjir dan kemacetan.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa mayoritas warga DKI Jakarta kurang setuju atas wacana pencapresan Jokowi. Salah satu alasan ketidaksetujuan responden, menurutnya, terkait persepsi mengenai kinerja Jokowi dalam mengatasi banjir dan kemacetan yang dianggap menurun tersebut.

Saat ditanya mengapa hasil survei ini diluncurkan bertepatan dengan masalah banjir yang melanda Jakarta, peneliti LSN lainnya, Dipa Pradipta, mengatakan bahwa LSN melakukan survei secara rutin setiap empat bulan sekali.

"Mengapa khusus persepsi DKI pada kesempatan kali ini, karena memang setiap kita lakukan penelitian skala nasional, pertanyaan kinerja Jokowi menjadi sorotan tajam media. Itu menjadi perhatian kami," katanya.

Selain itu, LSN mengaku ingin memotret persepsi masyarakat mengenai kinerja Jokowi dalam menjalankan pemerintahan dan membandingkannya dari masa ke masa.

"Ketika kami sampaikan rilis, kami tidak hanya sampaikan hasil ketika survei ini dilakukan saja, tapi kami membandingkan dengan data yang kurang lebih sama dengan survei nasional di bulan sebelumnya, sehingga ada komparasi kinerja dan persepsi masyarakat yang selalu berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan fenomena yang terjadi di masyarakat," tuturnya.

Menurutnya, survei ini dibiayai Yayasan LSN. Biaya survei ini pun, katanya, tidak besar. "Ini dibiayai Yayasan LSN. Yayasan LSN tidak hanya bergerak di survei, tapi juga kegiatan sosial. Karena regional, biayanya tidak terlalu besar, jadi memang biaya survei ini melalui Yayasan LSN," ucapnya.

Dipa juga menyatakan bahwa lembaga surveinya bukan merupakan tim sukses pihak mana pun yang tengah berencana menjadi capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB Online, Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah Bagi Oknum Jual-Beli Kursi Sekolah

PPDB Online, Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah Bagi Oknum Jual-Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com