Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Contoh Buruk, Anak Panti Samuel Anggap Wajar Praktik Kekerasan

Kompas.com - 08/03/2014, 06:48 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemilik Panti Asuhan Samuel di Serpong, Tangerang, Banten, harus berurusan dengan kepolisian karena dugaan penganiayaan dan penelantaran di dalam panti. Praktik penganiayaan dan kekerasan bahkan sudah dianggap hal wajar oleh anak-anak asuh panti itu.

"Mereka (anak-anak Panti Asuhan Samuel) biasa (bercanda dengan) pukul-pukulan. Coba saja lihat mukanya enggak ada yang mulus," terang kuasa hukum anak-anak panti dari LBH Mawar, Jhony Mazmur, di lokasi panti, Jumat (7/3/2014). Menurut dia, "kewajaran" itu hasil dari kerapnya anak-anak tersebut melihat praktik kekerasan dilakukan Samuel dan Yuni, pemilik panti.

Jhony mengaku mendapat cerita dari salah satu anak panti, bahwa anak itu pernah melihat temannya yang sudah cukup besar berkali-kali memukul bayi di panti menggunakan sekop plastik. Melihat kejadian itu, tutur Jhony menirukan cerita anak asuh itu, tak ada satu orang pun yang berusaha menghentikan pemukulan.

Selain biasa mendapatkan contoh buruk dan menirunya, kata Jhony, anak-anak panti itu pun terbiasa dibiarkan berkeliaran tanpa pengawasan. Namun, bila mereka pulang melebihi pukul 19.00 WIB, hukuman dari Samuel dan Yuni pun menanti. Lagi-lagi berupa tindakan kekerasan. "Yang pulang malam kena pukul sama gesper dan sapu," sebut dia.

Menurut standar Dinas Sosial, satu pengasuh di panti hanya mengurusi maksimal lima anak. Itu pun, pengasuh harus terlatih serta memenuhi standar dan ketentuan yang ditetapkan Dinas Sosial. Di Panti Samuel, seorang pengasuh bernama Sumini harus mengurus lebih dari 30 anak, sendirian.

Penyidik dari Polda Metro Jaya dan tim dari LBH Mawar Saron kembali mendatangi lokasi panti, Jumat. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara di panti yang beralamat di Sektor 6 Gading Serpong, Tangerang, dan apartemen milik Samuel di Atria Residences, Gading Serpong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com