Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Teken MoU dengan Pemprov NTT di Peternakan Sapi

Kompas.com - 29/04/2014, 13:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi bekerja sama dengan Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) di bidang peternakan. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya di peternakan sapi, Ponain, Amarisi, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (29/4/2014).

"Biasanya penandatanganan MoU dilakukan di kantor gubernur, tapi Pak Jokowi bilang kepada saya, jangan di kantor, sekalian saja di tempat ternak sana," ujar Frans mengenang pertemuan enam bulan silam dengan Jokowi.

Bertempat di teras sebuah rumah peternakan sederhana di desa yang terletak 60 menit dari Kota Kupang, peresmian kerja sama antara dua pemerintahan tersebut disaksikan ratusan warga, tokoh masyarakat, tokoh agama, muda-mudi, hingga anak-anak.

Tokoh adat setempat sempat memasang kain lilit di kepala dan kain sarung khas di pinggang Jokowi sebagai tanda penerimaan tamu.

Peternakan tersebut cukup rindang, meski cuaca panas karena berada di atas perbukitan. Menurut salah seorang warga, tidak ada persiapan khusus untuk menyambut acara itu. Halaman teras tetap penuh kotoran sapi sehingga berbau. Tempat duduk Jokowi pun hanya kursi plastik.

Dalam sambutan, Frans mengatakan bahwa DKI Jakarta sangat membutuhkan pasokan daging. "Mereka semua di sana makan daging. Kalau kita hanya pesta saja toh. Tapi, Pak Jokowi tidak punya sapi, tapi hanya kita yang punya sapi. Lantas, di sana ada yang membutuhkan, mari sudah, kita kerja sama," ujar Frans.

Frans yakin kerja sama yang baru dilaksanakan pertama kalinya tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat di NTT. Frans juga berpesan agar masyarakat NTT, khususnya di Desa Ponain, desa peternak, semakin banyak memelihara sapi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat sendiri.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan, enam bulan silam Jakarta dilanda krisis daging sapi. Harga daging melonjak mulai Rp 120.000 hingga Rp 130.000. Sejumlah pihak pun menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

"Tukang bakso itu nunjuk-nunjuk saya. Pak, gimana ini harganya mahal, kita bisa bangkrut. Saya berpikir, tidak bisa begini terus. Kalau mau cepat ya impor, tapi masalahnya kan bukan di situ. Saya lihat potensi sapi di NTT ada. Makanya kita kerja sama ini," ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan, kerja sama yang hendak disasarnya adalah menambah pasokan daging sapi ke Jakarta dengan menambah populasi sapi di NTT. Pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta pun direncanakan bukan dalam bentuk sapi utuh lagi, melainkan dalam bentuk daging potong agar lebih efisien. Distribusi itu sesuai rencana akan dipegang penuh Perusahaan Daerah Pasar Jaya.

Kerja sama tersebut, lanjut Jokowi, dapat berpengaruh positif pada banyak hal. Pertama, memeratakan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com