JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan perdagangan Senen dirancang sejak 2006 sebagai kawasan perdagangan lengkap dengan infrastruktur transportasi yang memadai, termasuk jaringan jalan dan jalur pejalan kaki. Di kawasan ini juga memungkinkan dibangun permukiman vertikal yang menempel dengan bangunan pasar.

Kepala Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Pusat Yunaldi, Selasa (29/4/2014), mengatakan, desain kawasan Senen tertuang dalam Panduan Rancang Kota untuk Kawasan Senen, yang ditandatangani Gubernur DKI Sutiyoso pada 2006.

”Pengembangan kawasan Senen saat ini mengikuti Panduan Rancang Kota yang sudah dipersiapkan lama. Peremajaan kawasan juga sudah menjadi agenda sejak lama. Jadi, tidak mungkin pasar sengaja dibakar,” katanya.

Berdasarkan Panduan Rancang Kota, lokasi Pasar Senen bisa dikembangkan menjadi bangunan menara hingga tinggi maksimal 48 lantai di beberapa titik. Sementara di bangunan lain yang disebut podium, tinggi bangunan maksimal empat lantai.

Beberapa bangunan menara memiliki peruntukan hunian sekaligus komersial dan perkantoran.

Lokasi pasar yang terbakar pekan lalu memiliki peruntukan sebagai pasar tradisional, pasar kue, dan food center.

Selain itu, kawasan Senen juga digambarkan lengkap dengan akses jalur pejalan kaki yang menghubungkan halte transjakarta dan terminal dengan blok-blok pasar. Sementara pedagang kaki lima diberi tempat dan fasilitas yang diatur di jalur pedestrian melayang. Fasilitas bagi penyandang disabilitas juga diakomodasi dalam perencanaan ini.

Secara terpisah, Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan, dalam jangka panjang Blok III Pasar Senen akan dibuat menjadi pasar yang nyaman dengan penyejuk ruangan dan elevator. Bangunan akan dibuat lima lantai.

Desain pasti bangunan pasar sudah diperlihatkan kepada pedagang. Djangga memaparkan, hanya lantai dasar hingga lantai dua yang digunakan berdagang. Sementara lantai tiga dan empat akan dijadikan lahan parkir.

”Kalau buat yang tinggi, berdagang di lantai atas jarang hidup. Jadi, lebih baik menjadi tempat parkir karena lokasi parkir di situ susah,” ujar Djangga.

Djangga memastikan tempat penampungan akan diselesaikan dalam waktu tiga hari ke depan.

Head of Research Jones Lang Lasalle Anton Sitorus mengatakan, kawasan Senen memang merupakan kawasan komersial untuk perdagangan.

”Lokasi di kawasan Senen ini masih dicari orang karena terletak di tengah kota,” katanya.

Dia mengatakan, kawasan Senen memiliki nilai historis bagi Jakarta. Karena itu, perlu juga diatur agar tidak seluruh bangunan dijadikan bangunan tinggi.

”Sebagai kawasan sejarah, perencanaan kota untuk kawasan ini juga harus dibuat istimewa. Jika tidak, kawasan ini tidak memiliki kekhasan dibandingkan dengan daerah lain di Jakarta atau di negara tetangga,” ujarnya.

47 pasar

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan lagi bekerja sama dengan swasta untuk peremajaan pasar tradisional.

”Kami sudah usulkan penyertaan modal pemerintah bagi PD Pasar Jaya sebesar Rp 1 triliun untuk peremajaan pasar. PD Pasar Jaya tidak perlu lagi bekerja sama dengan swasta, kerjakan saja sendiri,” katanya.

Pemprov DKI Jakarta secara bertahap akan meremajakan 47 pasar tradisional yang kondisinya sudah tidak layak. Desain sudah disiapkan, termasuk pasar terpadu yang di atasnya dibangun rumah susun sederhana sewa.

Basuki menginginkan agar pasar yang sudah diremajakan benar-benar ditempati pedagang yang benar-benar membutuhkan. Pembayaran sewa pun diupayakan secara harian agar tidak memberatkan pedagang.

Pengawasan keamanan gedung pasar yang sudah diremajakan juga bakal diperketat. ”(Pengawasan) akan diperketat. Mana boleh pedagang main colok listrik untuk disambung ke sana kemari,” ujar Basuki.

Djangga mengatakan, ke-47 pasar tradisional yang akan diremajakan itu rawan terbakar. Kondisi semua pasar itu rapuh karena berusia lebih dari 20 tahun. Selain itu, sarana pemadam api ringan pun minim. Padahal, sarana ini diperlukan untuk memadamkan api pada kesempatan pertama sebelum api menjalar lebih besar. ”Kami sedang memusatkan perhatian agar tidak ada lagi pasar yang terbakar,” kata Djangga.

Dia tidak ingin ada pihak yang memanfaatkan situasi saat ini dengan membakar pasar-pasar tradisional. ”Saya perintahkan kepada seluruh pengelola pasar, baik yang diremajakan maupun tidak, harus bersiaga. Paling tidak, menyiapkan alat pemadam api ringan,” kata Djangga. (FRO/A04/NDY/ART)