Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: BPKD Jangan Cari Ribut Lagi sama Saya

Kompas.com - 12/05/2014, 18:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak habis pikir Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI belum juga mencairkan dana hibah ke yayasan, badan, dan lembaga resmi bentukan Pemprov DKI Jakarta.

Bahkan, ia menduga BPKD aji mumpung menggunakan surat imbauan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak mencairkan dana hibah.

Sekadar informasi, KPK mengimbau pemerintah daerah untuk tidak mencairkan dana hibah dan bansos selama Pemilihan Legislatif (Pileg) serta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ini. Sebab, kegiatan itu ditengarai berbau politis. 

"BPKD jangan cari ribut lagi sama saya. Nyolong yang lain berani, giliran yang kayak begini enggak berani," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (12/5/2014). 

Basuki menengarai BPKD sengaja membuat tafsiran pencairan dana hibah dan bansos yang sulit sehingga menimbulkan keributan antar-pengurus yayasan, lembaga, dan badan milik DKI. Padahal, menurut dia, yayasan, lembaga, dan badan itu telah dibentuk DKI sejak lama berdasar undang-undang.

Dana hibah dan bansos, kata dia, tidak boleh diberikan kepada yayasan, lembaga, dan badan yang usianya masih di bawah tiga tahun. Di sisi lain, menurut dia, hibah dan bansos itu juga tidak bisa diberikan kepada yayasan, lembaga, dan badan yang dibentuk perorangan.

"Kalau misalnya yayasan Ahok atau Basuki, ya jangan dikasih hibahnya. Tapi, kalau lembaga seperti KONI DKI, harus diberikan dananya," kata Basuki. 

Selain KONI DKI, dana hibah atau bansos dapat diberikan kepada Badan Pembangunan Sengketa, Komisi Informasi Penyiaran (KIP), Komisi HIV AIDS, Komisi Perlindungan Anak, dan kepada kabupaten sekitar DKI.

"Masa semuanya enggak boleh dikasih, jadi salah tafsir ketakutan keterlibatan korupsi. Kalau ada yayasan, komisi, badan, lembaga yang didirikan undang-undang melakukan korupsi, tangkap saya," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com