Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Tidak Mau Repot, Mereka Pilih Parkir di Pinggir Jalan

Kompas.com - 27/06/2014, 08:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Meski keterbatasan lahan menjadi salah satu penyebab maraknya parkir liar di Jakarta, namun hal tersebut sebenarnya bukan menjadi penyebab utama. Kurangnya sikap disiplin dan kesadaran diri dari masyarakat diyakini menjadi penyebab utama perilaku yang menjadi salah satu penyebab kemacetan lalu lintas itu.

"Memang keterbatasan laham parkir salah satunya, tapi yang utamanya masyarakat sendiri yang tidak disiplin. Karena tidak mau repot, mereka lebih pilih parkir di pinggir jalan. Kalau di dalam gedung kan repot mesti jalan lagi. Agar lebih praktis akhirnya lebih melanggar peraturan," kata Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Akbar, Kamis (26/6/2014).

Akbar mengakui, upaya penegakan hukum yang dilakukan selama ini, seperti pengempesan ban, cabut pentil, maupun pengembokan roda tak menimbulkan efek jera. Karena itu, ia berharap, pengenaan jasa derek sebesar Rp 500.000 yang wacananya telah dilontarkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke depannya dapat efektif menimbulkan efek jera bagi para pelaku parkir liar.

"Sudah banyak ribuan motor atau mobil yang ketilang, terus dikempesin tapi faktanya pelanggaran masih marak. Jadi belum menimbulkan efek jera. Makanya itu (pengenaan jasa derek) salah satu yang sedang kita rumuskan. Secepatnya Dishub sosialisasikan ke petugas dan masyarakat," ujar mantan Kepala BLU Transjakarta itu.

Sebelumnya, Ahok mengaku punya jurus baru mengatasi parkir liar di Jakarta. Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menggunakan Peraturan Daerah (Perda) tentang jasa derek untuk menjerat para pelaku parkir liar.

Nantinya, kata dia, dalam sistem tersebut, kendaraan yang terjaring razia akan langsung diderek oleh petugas dari Dinas Perhubungan. Bagi pemilik yang berniat mengambil diwajibkan membayar jasa derek sebesar Rp 500.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com