Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro Tidak Sependapat jika Satpol PP Dibekali Senjata Api

Kompas.com - 08/08/2014, 16:55 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolda Metro Jaya Irjen Dwi Priyatno menilai, rencana Pemprov DKI untuk membekali Satpol PP DKI dengan senjata api belum menjadi hal yang mendesak. Sebab, sesuai dengan urgensi penugasannya, penertiban oleh satpol PP lebih ditujukan terhadap masyarakat, bukan penjahat.

"Satpol PP lebih pada menertibkan masyarakat, bukan penjahat. Misalnya PKL. Kita harus ngemong mereka, PKL itu," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jumat (8/8/2014).

Dia menuturkan, penggunaan senjata api oleh pihak kepolisian dilakukan dalam penindakan yang bersifat tugas kepolisian. Senjata dipergunakan bila polisi ternyata menerima perlawanan dalam menjalankan tugas, yang kemudian membahayakan diri mereka.

"Oleh sebab itu, tindakan polisionil (berhubungan dengan tugas kepolisian) harus betul-betul tepat. Ada upaya preventif terlebih dahulu, baru kemudian upaya paksa penegakan hukum," ucap Dwi.

Dalam menggunakan senjata pun, Dwi melanjutkan, polisi perlu menjalani pelatihan dan pendidikan. "Polisi yang memegang senjata itu harus terdidik dan terlatih serta menjalani psikotes."

Untuk penertiban yang kerap dilakukan satpol PP, pihak Pemprov DKI menurutnya bisa meminta bantuan kepada polisi. "Kami dukung sepenuhnya, seandainya ada oknum-oknum yang bermain, seperti oknum Polri. Jika demikian, maka akan kami tindak," ujar Kapolda.

"Saya sudah sampaikan kepada Ahok, kami akan backup sepenuhnya untuk hal yang ada kaitannya dengan oknum, yang katakanlah melindungi, entah itu premanisme, termasuk adanya PKL yang tidak bisa ditertibkan," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com