Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Patah, Ini Pembelaan PT INKA

Kompas.com - 11/08/2014, 08:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT INKA mengakui bus transjakarta koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) pada Kamis (7/8/2014) lalu yang patah merupakan produksi mereka. General Manager PT INKA, M Pramudya menjelaskan patahnya baut terletak pada sistem sambungan atau artikulasi.

"Bus merek Inobus ini adalah produk generasi pertama yang diproduksi PT INKA (persero) pada tahun 2011 dan mulai beroperasi awal tahun 2012 di Koridor XI, dengan jumlah total armada 21 unit. Bus gandeng yang bermesin belakang ini, terdiri dari body depan dan body belakang yang disambungkan dengan sistem artikulasi dan ditutup dengan penutup harmonica," kata Pramudya, dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (10/8/2014).

Pramudya menjelaskan kronologis kejadian dan penyebab patahnya baut di sistem sambungan transjakarta yang membawa 40 penumpang itu. Pramudi mendengar suara tidak normal pada sambungan. Dia langsung menghentikan bus dan memindahkan penumpang.

Petugas lalu lintas meminta pramudi untuk memundurkan bus transjakarta itu dan dimundurkan. Hal itu, kata dia, tidak sesuai SOP yang berlaku. Sebab, apabila peristiwa itu terjadi, seharusnya bus tetap dimajukan pelan ke depan ke lokasi yang lebih aman.

"Tapi, karena dimundurkan mengikuti arahan petugas lalu lintas, body bus belakang semakin tertarik ke belakang dan body depan tetap pada posisinya. Sehingga penutup harmonica terlepas dan membuat body belakang terlihat terlepas dari sambungan dengan body depan," kata Pramudya.

Beberapa saat kemudian, teknisi datang dan mengganti baut yang patah. Bus itu kini dibawa ke Pool Damri (operator) di Kampung Rambutan guna investigasi lebih lanjut. Pramudya mengklaim kejadian itu hanya karena baut patah bukan karena body atau ada bagian chassis (kerangka dasar produksi yang menyatu dengan mesin bus) yang patah.

Sistem sambungan yang digunakan di bus transjakarta ini, lanjut dia, telah menggunakan produk dan teknologi Jerman merek Hubner. Merek ini merupakan produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi di bus dan kereta api. Ada sebanyak delapan buah baut pengikat sistem artikulasi tersebut ke chassis.

"Kejadian semua baut patah ini bisa disebabkan karena kekencangan baut sudah tidak sesuai dengan torsi yang disarankan, atau baut longgar yang disebabkan karena beban dinamis yang berlebihan. Atau ada sebagian baut yang cacat operasional tapi belum sempat diganti," kata Pramudya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Megapolitan
Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Megapolitan
KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

Megapolitan
Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com