"Pertama, bus ini bukan kepemilikan Damri, kami hanya bertindak sebagai operator saja. Yang kedua, terus terang saja kami keberatan kalau dibilang lalai dalam perawatan," kata Agus, kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Bus yang diproduksi PT INKA baru dioperasikan selama dua tahun. Jika kesalahannya pada perawatan, maka sudah dari dulu, bus itu rusak. Agus mengklaim, selama dua tahun beroperasi, baru kali ini peristiwa itu terjadi.
Meskipun demikian, Agus sependapat dengan Basuki, Agus mengatakan penyebab patahnya sambungan transjakarta adalah jalan di daerah itu yang bergelombang. Menurut Agus, daya kejut di dalam gelombang jalan itu sangat memengaruhi bus transjakarta.
Selain di koridor XI, Perum Damri juga bertindak sebagai operator koridor I (Blok M-Kota) dan VIII (Lebak Bulus-Harmoni). Di dua koridor itu, pihaknya juga mengeluhkan banyaknya lubang di jalur transjakarta. Adapun sebanyak 22 unit bus transjakarta yang dioperasionalkan di koridor XI.
"Saat kejadian itu hanya 40 penumpang yang ada di dalam bus. Kami berencana memanggil PT INKA untuk memperkuat komponen baut, karena terus terang masalah baut ini sering tidak terlihat. Tapi, kalau perawatan oli, radiator, dan lainnya, kita rutin melakukan perawatan berkala," kata Agus.
Sebelumnya, Basuki atau yang akrab disapa Ahok menengarai patahnya bus transjakarta gandeng itu karena pemeliharaan yang tidak baik.
Agar peristiwa serupa tak terjadi, Ahok menginstruksikan beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI terkait untuk membeli bus bermerek yang kualitasnya sudah terbukti dan tidak lagi membeli bus bermerek tidak jelas dan tidak punya jaminan perawatan berkala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.