Ketua Dewan Transportasi Kota Azaz Tigor Nainggolan mengatakan, patahnya bus gandeng transjakarta pada sambungannya dinilai bukan karena soal bentuk jalan di Jakarta yang bergelombang.
"Masalah utamanya adalah pilihan tekhnologi dan manajemen layanannya yang tidak bagus," kata Azaz, dalam siaran pers kepada Kompas.com, Jumat (8/8/2014).
Azaz memandang pilihan tekhnologi bus transjakarta dari buatan Tiongkok, sudah dikenal kualitasnya kurang bagus. Ia mencontohkan negara di Eropa dan Amerika lebih memilih bus yang kualitasnya lebih baik untuk sarana transportasi busway-nya.
"Seperti di Amerika atau Eropa dan Bogota Colombia, armadanya tidak mudah rusak karena pilihannya lebih baik," ujar Azaz.
Lebih lanjut, dirinya memandang saat ini layanan transjakarta masih belum memberikan rasa aman bagi penggunanya.
"Sementara sistem busway di kota-kota negara lain mau memberikan kepastian rasa aman pada penggunanya hingga 82 persen. Tidak seperti Transjakarta hingga saat ini tidak bisa memberikan rasa aman dan nyaman," ujar Azaz.
Untuk itu, lanjutnya, sudah seharusnya menejemen PT Transjakarta sebagai pengelola transjakarta mengevaluasi dan memperbaiki pilihan tekhnologi armadanya dan manajemen layanannya agar ada kepastian perlindungan rasa aman bagi pengguna transjakarta. Perbaikan ini menurutnya harus dan tidak bisa ditunda lagi.
Sebelumnya diberitakan, bus transjakarta yang patah di Jatinegara tersebut ternyata bermerek Inobus, buatan PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA). "Bus-nya merek Inobus. Produksi tahun 2011," kata Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar Butar kepada Kompas.com, Jumat (8/8/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.