Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Hampir Semua Anak Panti Samuel Tidak Punya Akta Lahir

Kompas.com - 18/08/2014, 22:48 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Sebagian besar dari anak-anak di Panti Asuhan Samuel diketahui tidak punya akta lahir sebagai keterangan kelahiran mereka. Hal tersebut nantinya dikhawatirkan akan menyulitkan atau menjadi kendala saat mereka akan masuk ke bangku sekolah.

"Kami sedang mengurus hal tersebut guna pendidikan mereka nantinya," ujar kuasa hukum LBH Mawar Saron, Jecky Tengens, kepada Kompas.com, Senin (18/8/2014).

Kini, hampir semua anak panti asuhan itu berada dalam pengawasan LBH Mawar Saron. Mereka, yang diduga menjadi korban pelecehan dan tindak kekerasan seksual ini, dilindungi dan dibina agar bisa pulih kembali.

Meski demikian, ada sembilan anak Panti Samuel yang tidak di bawah pengawasan LBH Mawar Saron. Saat Panti Asuhan Samuel ditutup polisi, mereka dipindahkan ke Panti Griya Asih.

Panti Griya Asih merupakan tempat yang ditunjuk sendiri oleh Yuni Winata (47), istri Chemy Watulingas alias Samuel (50), pemilik Panti Asuhan The Samuel's Home. Yuni diketahui masih mengurus mereka sampai sekarang.

Dugaan penganiayaan di Panti Asuhan Samuel terungkap setelah tujuh penghuni panti tersebut kabur. Mereka mengaku disiksa oleh pasangan suami istri pemilik panti asuhan. Polda Metro Jaya telah menetapkan Samuel sebagai tersangka.

Ia dijerat kasus penelantaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak panti asuhannya.

Jecky Tengens memastikan, Samuel akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri. Saat ini, berkasnya masih di kejaksaan.

Jecky menambahkan bahwa dia bersama LBH Mawar Saron akan terus berkoordinasi dengan jaksa untuk secepatnya mengetahui jadwal pelimpahan kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com