Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wakil Rakyat Bermodal Ijazah SMA dan Duit Rp 30 Juta...

Kompas.com - 28/08/2014, 12:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Akhirnya masuk. Meski, saat pembentukan sempat deadlock dan diambilalih DPP. Wah, saya senang, karena jaringan saya di DPP lebih banyak. Akhirnya saya masuk menjadi sekretaris.

T: Lalu bagaimana awal mula jadi calon legislatif?
J: Seperti biasa, melalui penjaringan. Kami diminta melengkapi administrasi, antara lain KTP, Kartu Anggota dan lain-lain. Proses itu saya jalani sejak Januari 2014.

T: Dari Jakarta Pusat, ada berapa yang daftar?
J : Ada lima orang. Semuanya lolos ferivikasi. Saya dapat nomor urut empat.

T: Nomor urut empat cukup strategis. Bagaimana Bu Else dapat nomor urut itu?
J: Ya dilihat dari posisi. Pak Pras kan DPD dapat nomor satu, Pak Pandapotan kan Bendahara DPC dapat nomor urut dua, Bu Herlina dari DPD nomor urut tiga, dan saya Sekretaris II ya nomor empat. Kebetulan ketua DPC dan Sekretaris I saya tidak nyalon. Beruntung juga.

T: Berapa modal uang untuk nyaleg?
J: Rp 30 juta sama ijazah SMA lulusan tahun 1982.

T: Kok sedikit sekali?
J: Ya bedalah. Saya siapa?

T: Uang siapa saja itu?
J: Ada teman yang nyumbang Rp 1 juta, Rp 5 juta, ada juga yang Rp 10 juta. Saya kumpulin saja semuanya.

T: Modal pribadi?
J: Sekitar Rp 5 juta. Modal saya hanya untuk kelengkapan administrasi. Sisanya untuk pembiayaan kampanye, mulai dari cetak banner, stiker, kartu nama, sampai bikin pengobatan gratis di dua titik.

T: Teknik kampanye seperti apa yang Bu Else lakukan?
J: Kebetulan saya aktivis gaul. Jadi kawan-kawan saja yang bantu. Mereka ngerti saya dan enggak minta finansial. Mereka bantu saya nothing to lose. Saya juga blusukan ke dapil. Warga senang didatangi saya. Mereka lebih senang wakil rakyat yang turun ke mereka. Blusukan Jokowi diterapkan di saya.

T: Banyak laporan soal 'serangan fajar' saat pencoblosan, menurut anda?
J: Ndaklah. Saya enggak bisa serangan fajar. Hehehe. Saya dengan doa saja. Enggak perlu serangan fajar. Kita yakin Tuhan bantu. Hasilnya juga terlihat, hampir di seluruh TPS, pasti ada satu suara untuk saya. Saya sendiri dapat 7.814 suara. Dari lima nomor urut, yang terpilih nomor urut satu, dua, dan empat. Urutan ketiga kalah suara dengan saya.

T: Sejak terpilih menjadi anggota dewan, Bu Else tinggal di mana?
J: Ya, saya memang harus punya rumah. Selama ini kan saya tinggal di bekas Kantor DPP PDI-P, di bedeng begitu. Nanti saya ditertawai, masak anggota dewan enggak punya rumah. Nanti saya nyicil rumahlah.

Rencana ke depan

T: Apa yang akan Bu Else lakukan di DPRD DKI Jakarta?
J: Saya dan teman-teman mau berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Caranya, mengawal program Pak Jokowi, Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat. Makanya saya mau masuk Komisi E, bidang kesehatan dan pendidikan. Saya berharap bisa bantu mereka yang sakit dan tidak bisa sekolah.

T: Tantangan terberat wakil rakyat itu korupsi. Bagaimana Bu Else menghadapinya?
J: Saya dari dulu tidak pernah berjanji kepada konstituen. Tapi kalau korupsi, saya tidak. Saya tahu persis KPK sangat ketat. Mau melangkah sedikit saja sudah terbaca. Kita menjaga tidak korupsi bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk partai.

T: Banyak juga toh kader PDI-P yang tersangkut kasus korupsi?
J: Ya itu, mereka biarkanlah mereka. Tapi saya menjaga jati diri saya dan jati diri partai. Ibu Mega pernah bilang, jangan pernah main-main. Kalau main-main itu tanggung jawab sendiri-sendiri, bukan partai.

T: Ada rencana untuk mengembalikan modal kampanye Rp 30 juta?
J: Ada. Tapi kami terima gaji saja. Masak lima tahun enggak balik? Hahaha.

T: Terakhir, bagaimana Bu Else mengakomodir kebutuhan konstituen?
J: Kalau konstituen mau bertemu, silakan datang, saya selalu buka pintu. Ingat, kita ini berasal dari mereka juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com