Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkaran Ditertibkan, PSK di Tanah Abang "Mangkal" Siang Hari

Kompas.com - 28/08/2014, 21:10 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kini mulai beroperasi sejak siang hari. Adanya penertiban di Bongkaran, Tanah Abang, menyebabkan PSK di lokasi tersebut kian menjamur.

Pantauan Kompas.com pada Kamis (28/8/2014) petang, beberapa wanita mulai duduk-duduk di warung kecil di kiri jembatan tinggi atau di belakang Pasar Tanah Abang Blok G.

Meski terlihat tak lagi muda, mereka kerap memakai pakaian yang tembus pandang, ketat, dan menonjolkan bentuk tubuh. [Baca: Bongkaran Pinggir Rel Kereta Api Tanah Abang Kini Rata dengan Tanah]

Para PSK ini juga tampak dari ujung Jalan Jatibaru menuju ke Stasiun Tanah Abang. PSK di Tanah Abang berdandan tidak mencolok seperti pada umumnya. Terlihat kebanyakan dari mereka berpakaian ketat. Sebagian kecil wanita bertubuh ramping justru mengenakan kaus bertali satu dengan rambut terurai.

Bila ada lelaki yang berhenti di tepi trotoar, mereka langsung menghampiri. Beberapa wanita lainnya juga kerap menunggu dengan bersandar di tembok stasiun. Sesekali mereka berjalan ke arah stasiun atau sebaliknya.

Bahkan, mereka yang dari Bongkaran Tanah Abang ini juga ada di balik tembok atau tepi sungai. Warung remang-remang yang semula dijadikan tempat berkumpul mereka kini tiada sejak ditertibkan oleh satuan polisi pamong praja (satpol PP) atas instruksi Pemerintah Kota Jakarta Pusat, PT KA, dan Dinas Sosial.

Seorang penjual makanan di trotoar stasiun, AN, mengatakan, sejak siang hari, wanita-wanita itu keluar dan mencari lelaki dengan berkumpul di atas trotoar. "Ya memang enggak kelihatan karena mereka dandan biasa. Sudah gitu banyak kan yang belanja ke pasar Tanah Abang. Jadi nyaru," kata AN.

Menurut dia, setiap hari wanita dengan tampilan seksi itu kerap menghampiri laki-laki. Tidak pandang bulu, siapa pun didekati. Bagi mereka, yang penting adalah mendapatkan uang sesuai dengan bayaran. AN menambahkan, sejak tidak ada kawasan Bongkaran, para PSK memilih berada di dekat sungai.

"Dulunya penertiban mulu. Udah sering juga ditertibkan. Ya mau bagaimana lagi kalau mereka maunya kerja gitu," kata dia.

Para PSK ini terkadang tidak hanya dengan tangan kosong berdiri di depan pintu. Mereka juga sesekali berjualan minuman atau makanan ringan di bahu jalan itu.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan, selama Bongkaran berdiri, memang PSK sudah ada. Saat ini, jajarannya belum kembali melakukan penertiban.

"Untuk siang hari nanti akan kami cek. Dulu di Bongkaran, Jembatan Tinggi ke arah Stasiun Tanah Abang selalu ditertibkan. Bahkan, dulu di Blok B juga ada, tapi sekarang sudah tidak," kata Yadi saat dihubungi.

Menurut Yadi, para wanita malam ini mulai menjamur pada pukul 23.00 WIB di kawasan stasiun. Mengenai penertiban lanjutan, Yadi menyatakan harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Sosial setempat atau dalam hal ini Sudin Sosial Jakarta Pusat.

"Satpol PP bisa saja tertibkan. Tapi, itu bagian ranah Dinsos. Coba untuk Dinsos maunya bagaimana akan kami lakukan penertiban berkala," ucap Yadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com