Kendati demikian, dia bersama istrinya masih akan tetap berada di lokasi tersebut hingga pukul 09.00 pagi untuk sesekali memungut sampah yang dibuang sembarangan para pengendara yang melintas.
"Setelah pukul 09.00, kami istirahat sampai pukul 01.00 siang. Setelah itu, lanjut kerja bersih-bersih sampai pukul 05.00 sore," ujarnya.
Darmawan dan Lina harus menyapu sejauh 2,5 km. Lokasi awal mereka menyapu adalah perempatan Jalan Pondok Pinang–Lebak Bulus hingga ke Seven Eleven di Jalan Pondok Pinang Raya.
Kendati digaji Rp 80.000 per hari atau Rp 2.400.000 untuk sebulan, Darmawan mengaku masih harus sering mengutang karena jadwal pembayaran gaji yang tak pasti setiap bulannya. Utang tersebut dipakai untuk membantu kebutuhan hidup anak-anaknya di Madiun dan kebutuhan mereka di Jakarta.
Tentang upah tersebut, lanjut Darmawan, dia berharap nantinya gaji mereka bisa dinaikkan sehingga kebutuhan hidup mereka bisa terpenuhi.
"Kalau nanti Pak Ahok jadi gubernur, saya ingin dia perhatian sama rakyat kecil seperti kami. Kalau bisa, kami digaji Rp 3 juta per bulannya," kata dia.
Darmawan memiliki alasan tersendiri terkait permintaannya itu. Dengan gaji sebesar itu, dia bersama istrinya berharap bisa menabung sedikit demi sedikit untuk persiapan kuliah anak-anaknya nanti.
Dalam pandangannya, pendidikan adalah salah satu jalan bagi anak-anaknya agar bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Terlebih lagi, ke depannya, persaingan di dunia kerja semakin ketat sehingga dia ingin mempersiapkan masa depan anak-anaknya lebih baik.
Seusai berbincang sejenak, Darmawan pamit untuk melanjutkan pekerjaannya. Dengan hati-hati, dia membersihkan daun-daun yang berada di sela-sela pembatas jalan. Hari masih gelap, tetapi udara dingin tak lagi begitu menusuk kulit.
"Saya harus bersih-bersih di sini lebih cepat karena nanti harus bersihkan tumpukan sampah bekas orang jualan di lesehan. Di sana (sampahnya) lebih banyak," ujar dia lalu tersenyum lepas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.