Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Minta Warga Mau Laporkan Praktik Jual Beli Rusun Marunda

Kompas.com - 06/09/2014, 07:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik jual beli kepemilikan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Jakarta Utara, masih banyak terjadi. Hal itu diakui sendiri oleh warga setempat.

Terkait hal itu, pengelola Rusun Marunda mengimbau warga maupun satuan perangkat pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat, RT/RW, untuk melaporkan hal tersebut sesegera mungkin.

"Kalau punya datanya, nomor berapa, blok berapa, kasih tahu ke saya, nanti langsung saya datangi ngecek rumah itu," tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Wilayah 1 Jakarta Utara Marhayadi, Jumat (5/9/2014).

Marhayadi sendiri sudah tahu sejak lama mengenai praktik jual beli rusun di lingkungan rusun binaannya. Oleh karena itu, tim UPT Wilayah 1 ini sering berkeliling mengecek data penghuni rusun secara acak. Misalkan hari ini di Blok A, selanjutnya bisa saja Blok B atau C, dan seterusnya.

Dia juga menuturkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan ketua RT/RW setempat yang lebih tahu kondisi di rusun sehari-harinya. Namun, hingga sekarang, kata Marhayadi, belum ada lagi laporan soal oknum jual beli rusun sehingga dianggap belum ada.

Marhayadi sangat mengharapkan laporan jual beli rusun dari warga dan agar tidak sungkan untuk langsung melapor karena petugas dari UPT terbatas sehingga tidak bisa selalu menyusuri rusun setiap saat. Dia menduga warga merasa tidak enak dengan tetangga jika melapor.

Ketua RT 014 RW 07 Christine yang menempati Blok B Rusun Marunda mengaku menemukan banyak praktik jual beli rusun dengan modus beragam.

"Ada yang ngaku saudara, teman dekat, atau orang suruhan pemiliknya buat tinggalin rumahnya sementara. Nanti tahu-tahu sudah dialihkan saja rumahnya," kata Christine.

Praktik ini sulit diketahui karena kesepakatan untuk jual beli dengan tata cara sewa dahulu maupun ditempati saja tanpa bayar terjadi di pihak pemilik rumah dan yang mau beli. Bahkan, petugas dari pihak pengelola di rusun tidak tahu hal itu terjadi di lingkungannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com