Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Rumah Belanda Depok Banyak Dijual

Kompas.com - 07/09/2014, 10:00 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Di sepanjang Jalan Pemuda dan Jalan Kartini, dua jalan yang berada di bekas pusat pemerintahan Depok lama, tak banyak dijumpai rumah-rumah peninggalan Belanda bergaya kolonial.

Rumah-rumah tersebut telah berganti dengan ruko-ruko, menyulap wajah Depok menjadi kota dengan hiruk pikuk yang menyamai Ibu Kota. Rumah-rumah itu adalah tempat tinggal warga asli Depok atau yang dikenal dengan sebutan Belanda Depok.

"Sekarang tinggal 10-15 rumah (gaya kolonial) yang tersisa. Ini karena faktor ekonomi. Daerah sini kan sekarang jadi wilayah elite, otomatis pajak pun ikut naik. Nah, banyak orang Depok asli yang merasa keberatan dengan pajak segitu akhirnya jual rumahnya," kata anggota Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Yano Jonathans kepada Kompas.com akhir peka ini.

Yano menuturkan, besaran pajak untuk wilayah Jalan Pemuda adalah Rp 5-6 juta. Menurut dia, dulu di sepanjang Jalan Pemuda dan Kartini, semua rumahnya bergaya kolonial dan dihuni oleh orang asli Depok.

Kedua ruas jalan tersebut pun menjadi jalan utama Depok pada masa itu. Sejak pembangunan perumnas 1 pada 1976-1977, perlahan pusat keramaian Depok mulai bergeser dari kedua ruas jalan tersebut meskipun daerah tersebut tetap menjadi kawasan elite.

Pada 1978, kedatangan masyarakat Jakarta yang menghuni perumnas pun turut meramaikan Depok. Saat ini, pusat pemerintahan Kota Depok terletak di Jalan Margonda.

Di sana, kantor Wali Kota serta sejumlah lembaga pemerintahan berdiri. Tak ketinggalan, pusat belanja dan apartemen turut menghiasi wajah Jalan Margonda. Sementara itu, kawasan di sepanjang Jalan Pemuda dan Kartini dikenal dikenal dengan nama Depok Lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com