Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Demen kalau Ada Pegawai yang Tertangkap Korupsi...

Kompas.com - 09/09/2014, 16:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merampingkan jumlah pegawai negeri sipil di lingkungannya. Perampingan akan dilakukan bertahap, termasuk dengan menunggu PNS pensiun dan sanksi pemecatan bagi PNS Pemprov DKI yang terbukti korupsi.

"(PNS) badung-badung, pecat saja. Makanya saya demen (suka), kalau ada pegawai yang tertangkap korupsi, langsung kami pecat saja, dan cepat berkurang formasi pegawainya. Kalau menunggu pensiun, lama," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Selasa (9/9/2014).

Basuki mengatakan, perampingan tersebut rencananya akan mengurangi jumlah PNS di Pemprov DKI dari 72.000 orang menjadi 50.000 orang. Dia memberikan contoh, PNS di Manila, Filipina, hanya 17.000 orang, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah PNS di Pemprov DKI.

Sebagai bagian dari perampingan tersebut, Basuki mengatakan bahwa formasi penerimaan CPNS di Pemprov DKI bakal dikurangi pula. Penerimaan pegawai hanya akan dibuka untuk mengisi posisi PNS yang pensiun.

Mengurangi jumlah pejabat

Basuki menambahkan, perampingan juga akan dilakukan dengan mengurangi jumlah jabatan di Pemprov DKI Jakarta. Dia mengatakan akan menghilangkan 1.000 jabatan.

Pengurangan jumlah jabatan tersebut akan dilakukan setiap tahun, jika pegawai jumlah masih terlalu banyak. "Saya harap pada 2015 mendatang, model birokrasi DKI sudah baru. Kalau sudah berjalan bagus dan efisien, akan kami susutkan lagi," kata Basuki.

Menurut Basuki, Pemprov DKI sekarang sedang mengembangkan model baru untuk mencari PNS yang cocok untuk ditempatkan pada jabatan tertentu. Salah satu cara itu adalah dengan meminta para staf non-eselon untuk mengikuti evaluasi penilaian dan tes psikologi sesuai jabatan yang mereka minati.

Saat ini, kata Basuki, ada 90 persen PNS DKI yang tak punya jabatan. Perampingan ini juga bertujuan memberikan kesempatan kepada para staf kompeten untuk menduduki jabatan tertentu.

"Staf-staf DKI ini banyak yang berdedikasi dan pintar-pintar, tetapi tidak pernah dikasih jabatan," aku Basuki. "Nah, sekarang kami beri kesempatan kepada mereka untuk dipromosikan, dengan mengikuti tes penempatan dan tulis, (dia) ingin jadi pejabat posisi mana."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com