Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim SMS ke Ahok, Jalan Kompleks Pun Mulus untuk Kali Pertama sejak 1970-an

Kompas.com - 09/09/2014, 20:25 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga di kawasan Tanah Kusir coba mengirim pesan singkat ke nomor telepon genggam Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tak berselang lama setelah pesan itu dijawab, jalan di kompleks perumahannya pun mulus teraspal.

"Puluhan tahun, itu jalan tanah biasa. Status (jalan) saya tak tahu," kata Muhammad Yusrizki saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/9/2014). Yusrizki bercerita, pada 2009, dia sempat bertanya kepada ketua RT setempat tentang jalan yang tak pernah diaspal tersebut. Dia mendapat jawaban bahwa ruas jalan buntu itu tak diaspal pemerintah karena berada di kompleks perumahan.

Ruas jalan buntu yang disinggung Yusrizki dan menjadi "kisah sukses" pesan berjawab Basuki ini adalah Jalan Nimun Raya, Jakarta Selatan. Panjang jalan itu hanya sekitar 50 meter. Namun, lokasi jalan ini jelas bukan di pinggiran Jakarta.

"Saya SMS Ahok tak lama setelah Lebaran," lanjut cerita Yusrizki. Inti SMS-nya adalah bertanya apakah benar jalan kompleks di kawasan yang tak jauh dari pusat Jakarta itu memang tak bisa mendapat fasilitas pengaspalan dari pemerintah.

SMS tersebut mendapat jawaban selang hitungan hari. "Dijawab, 'Terima kasih infonya. Kami akan follow up'," kata Yusrizki.

Menyusul jawaban pesan singkat itu, lanjut dia, datang panggilan telepon dari seseorang yang hanya dia ingat punya panggilan nama "Bowo". Penelepon tersebut mengaku dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Diaspal untuk kali pertama sejak 1970-an

"Dalam telepon itu dia bilang, 'Kami akan follow up laporan Bapak. Kami akan minta Kasudin (PU) Jakarta Selatan untuk follow up'," kata Yusrizki menirukan ulang percakapan tersebut. Tak lebih dari sepekan sejak pembicaraan itu terjadi, kerikil dan keperluan pengaspalan pun datang.

"Baru Rabu (4/9/2014) kemarin itu diaspal," ujar Yusrizki bersemangat. "Ibu-ibu yang sudah puluhan tahun tinggal di sini senang sekali. Baru sekarang mereka menikmati jalanan aspal ini," ujar dia sembari merujuk foto-foto beberapa ibu sepuh yang dia pajang di akun Facebook-nya.

Pada unggahan berisi foto beberapa ibu lanjut usia tersebut, Yusrizki menyertakan tulisan bahwa para ibu itu sudah tinggal di kompleksnya sejak akhir 1970-an. "Akhirnya bisa juga merasakan jalan rumahnya diaspal. Sekarang anak-anak bisa main di sini."

Seperti status yang dia unggah soal pengaspalan jalan ini, Yusrizki menegaskan bahwa, baginya, Ahok tidak hebat. "Dia hanya menjalankan yang semestinya dilakukan oleh seorang gubernur atau wakil gubernur dalam melakukan pelayanan publik," kata dia.

Menurut Yusrizki, kisahnya ini seolah menunjukkan bahwa zaman memang sedang berubah. "Pemerintah dan pemimpin sudah mulai hadir dalam bentuk yang paling sederhana, melayani masyarakatnya," kata dia. "Semoga ini pertanda baik untuk Jakarta dan Indonesia!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com