Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah di Bantaran Kali Mookevart Dibongkar, Warga Cari Keadilan

Kompas.com - 10/09/2014, 11:55 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Jakarta Barat kembali membongkar bangunan di bantaran kali yang nantinya dijadikan jalan inspeksi di sepanjang Kali Mookevart, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Rabu (10/9/2014).

Ahmad Rizal, pendamping warga dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM menjelaskan bahwa di antara sekian banyak bangunan yang dibongkar, ada yang milik warga dan memiliki sertifikat. Menurut Ahmad, pembongkaran bangunan bersertifikat sama artinya dengan merampas tanah warga.

"Pernyataan Ahok terakhir tidak akan menggusur sebelum ada kejelasan, artinya yang punya sertifikat tidak akan digusur," tutur Ahmad kepada Kompas.com.

Ada tujuh warga yang memiliki sertifikat. Namun belum diketahui secara jelas apakah satu orang memiliki izin lebih dari satu kepemilikan rumah dan tanah.

Ahmad juga menegaskan bahwa warga tidak mendapatkan sosialisasi dari pemerintah tentang rencana penertiban ini. Menurut dia, harus ada pemberitahuan 7x24 jam, sedangkan untuk di bantaran kali Mookevart ini hanya diberi tahu 3x24 jam.

Kini, warga yang memiliki sertifikat telah melapor ke Polda Metro Jaya untuk meminta keadilan. Warga juga akan melapor tindakan kasar yang menurut Ahmad telah terjadi saat penertiban, yakni pemukulan terhadap warga yang menghalangi petugas hingga berdarah.

Ditemui pada kesempatan terpisah, Camat Cengkareng Ali Maulana Hakim mengatakan hal yang berbeda. Menurut Ali, warga sudah mendapatkan sosialisasi sejak bulan Agustus. Sosialisasi yang diadakan tersebut dalam bentuk pemberitahuan tertulis dan dialog yang diadakan di Sasana Krida Karang Taruna Rawa Buaya.

"Sudah ada yang bongkar sendiri sejak dari sosialisasi. Ada perwakilan warga, dari kuasa hukum, sudah dikoordinasikan," kata Ali.

Sebagai bentuk kompensasi, pemerintah Jakarta Barat akan menyediakan rumah susun untuk warga yang tergusur, khusus bagi yang tidak punya sertifikat.

Untuk yang mengantongi sertifikat resmi sebanyak tujuh orang, akan mendapatkan penanganan secara khusus. "Nanti akan dirapatkan," ujar Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com