Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja di "Kaki Lima Night Market", Jangan Lupa Pakai e-Card

Kompas.com - 13/09/2014, 14:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kaki Lima Night Market akan kembali hadir di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (13/9/2014). Jika Anda berniat mencicip panganan di sana, mulai kali ini, Anda perlu membeli kartu elektronik (e-card) keluaran Bank DKI untuk bertransaksi.
 
Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Irwandi, mengatakan, dengan konsep e-card untuk bertransaksi sudah dimulai sejak Kaki Lima Night Market sebelumnya. Namun untuk kali ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Bank DKI.
 
Mekanisme penggunaan e-card adalah dengan membelinya di lokasi dengan harga Rp 100.000. Saldo yang ada di dalam kartu tersebut kemudian dapat digunakan untuk bertransaksi.
 
Kemudian, jika sudah habis, pengunjung bisa melakukan top-up sesuai dengan kebutuhan dengan nominal berapapun. Top-up bisa dilakukan di lokasi tersebut. 
 
"Jika masih ada sisa, maka bisa digunakan kembali di Kaki Lima Night Market yang selanjutnya," ujar Irwandi saat dihubungi Sabtu (13/9/2014).

Mesin transaksi e-card akan tersedia di setiap tenant. Menurut Irwandi, paling tidak ada satu mesin transaksi untuk setiap tiga tenant.

"Tujuan e-card itu supaya lebih mudah memantau omset pedagang-pedagang di sini," ungkapnya.
 

Sementara itu, Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta Joko Kundaryo mengatakan, untuk pekan ini masih diperbolehkan belanja tunai. Namun untuk pekan depan, transaksinya semuanya sudah berupa non-tunai.
 
Kaki Lima Night Market, lanjut dia, dijadwalkan untuk dilakukan setiap pekan mulai dari Sabtu ini. Kaki Lima Night Market akan selalu mengambil lokasi di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan.
 
Terdapat 200 stand yang diisi oleh 400 pedagang di sana. Pedagang terdiri dari 75 persen kuliner dan 25 persen multi-item, misalnya fashion, dan produk kreatif. Semuanya produk sudah lolos verifikasi terlebih dahulu.
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com