Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Penumpang KRL Naik Hampir Dua Kali Lipat, PT KCJ Terus Gencarkan Sosialisasi THB dan KMT

Kompas.com - 18/09/2014, 09:00 WIB
advertorial

Penulis

Setahun sudah sejak E-Ticketing dan Tarif Progresif diberlakukan pada 1 Juli 2013 seluruh pengguna jasa KRL saat ini menggunakan dua jenis Tiket elektronik yaitu Kartu Multi Trip (KMT) dan Tiket Harian Berjaminan (THB) untuk transaksi perjalanan KRL di Jabodetabek.

Sejak penerapan e-ticketing dan tarif progresif hingga kini tercatat peningkatan penumpang terjadi hampir dua kali lipat. Saat ini KRL di Jabodetabek telah mengangkut sekitar 600 ribu sampai dengan 700 ribu pengguna jasa per hari, jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah perjalanan KRL dan penambahan armada yang terus dilakukan PT KCJ untuk dapat mencapai target 1,2 Juta penumpang per hari pada tahun 2019.

Menurut Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, dengan hadirnya pengguna jasa baru sosialisasi terkait tata tertib juga menjadi sangat penting untuk terus digencarkan, salah satunya ketentuan terkait penggunaan tiket elektronik THB dan KMT. “untuk pengguna baru terutama bagi yang masih memakai tiket harian berjaminan atau THB sosialisasi menjadi sangat penting agar pengguna tidak terkena denda pinalti atau hal lain, seperti hangus nya uang jaminan pada THB karena tidak sesuai ketentuan penggunaan tiket” Ujar Tri.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, sejak E-Ticketing di terapkan ada dua jenis tiket yang dapat digunakan untuk perjalanan KRL yaitu tiket Kartu Multitrip (KMT) yang dapat diisi ulang dengan saldo maksimum satu juta rupiah dan Tiket Harian Berjaminan (THB) yang digunakan untuk satu kali perjalanan pada hari pembelian.

Untuk penggunaan THB pada prinsipnya penumpang harus ke loket setiap akan melakukan perjalanan , pada perjalanan pertama ada dua biaya yang harus dibayarkan yakni harga tarif dan Uang Jaminan sebesar Rp 5.000,-.

Uang jaminan pada THB tidak hilang atau hangus selama pengguna mengembalikan tiket tersebut (melakukan Refund) atau pembelian rute perjalanan berikutnya atau perjalanan baru di loket Stasiun sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pada Tiket Harian Berjaminan, jika kartu tidak dikembalikan pada hari yang sama maka penumpang akan diberi masa tenggang selama 7 hari setelah hari pembelian terakhir, namun jika melewati masa 7 hari tersebut maka uang jaminan pada tiket hangus dan tidak dapat digunakan lagi untuk pembelian rute perjalanan berikutnya..

Selain melewati masa tenggang, uang jaminan pada tiket harian berjaminan juga akan hangus jika penumpang tidak melakukan tapping out pada perangkat E-Ticketing di gate out (keluar tidak melalui pintu resmi).

Berbeda dengan THB, untuk tiket berlangganan atau KMT pengguna jasa tidak perlu lagi menuju loket setiap akan melakukan perjalanan KRL, cukup langsung menuju gate dan memastikan bahwa pada KMT terdapat saldo minimum sebesar Rp 7000,- . Ketentuan saldo minimum yang diberlakukan PT KCJ merupakan cara untuk mengamankan pengguna KMT agar tidak terkena denda karena saldo yang tidak mencukupi pada saat proses pemotongan tarif perjalanan terjadi pada gate out di stasiun tujuan. Besaran tujuh ribu rupiah merupakan tarif tertinggi pada perjalanan KRL yang saat ini.

Pada dasarnya untuk mempermudah dan mempercepat proses transaksi perjalanan KRL, PT KCJ sangat menyarankan para pengguna agar memakai KMT. Disamping proses yang lebih praktis dan cepat, KMT juga lebih menguntungkan karena tidak memiliki masa kadaluarsa.

Selain tiket KMT jika tidak ingin mengantri di loket setiap akan naik krl pengguna juga dapat menggunakan kartu pra bayar yang dikeluarkan oleh sejumlah bank yang telah bekerja sama dengan PT KCJ seperti E-Money Mandiri, Flazz Bca, Tap Cash Bni dan Brizzi BRI . Kerjasama ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa pada transaksi E-Ticketing KRL.

Saat ini 55 persen pengguna jasa KRL telah menggunakan KMT, Tri Handoyo berharap kedepannya jumlah penggunaan KMT atau pun kartu pra bayar Bank pada transaksi perjalanan KRL terus meningkat, sehingga transaksi menggunakan uang tunai dapat berkurang dan pengguna lebih dimudahkan karena tidak perlu lagi menuju loket setiap akan melakukan perjalanan KRL. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com