Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Siswa SMAN 70 Dikeluarkan, KPAI Akan Kaji Lagi Sistem Poin

Kompas.com - 29/09/2014, 17:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - SMA 70, Bulungan, Jakarta Selatan mengeluarkan 13 siswa kelas XII karena diduga terlibat perundungan (bullying) yang dilakukan kepada adik kelasnya.

Namun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan tidak semua siswa yang dikeluarkan itu terlibat bullying.

"Mereka (siswa yang dikeluarkan) ada juga yang memperoleh akumulasi poin dari kesalahan-kesalahan administratif sehingga akhirnya dikeluarkan," ujar Ketua KPAI Asrorun Ni'am, Senin (29/9/2014) di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut dia, informasi tersebut didapatkan dari pihak sekolah yang merinci penyebab siswa mendapatkan poin. [Baca: Mengeluarkan Siswa SMAN 70 Pelaku "Bully" adalah Bagian dari Pendidikan]

Dari 13 siswa, ada juga siswa yang mendapat poin akumulasi dari sikap tidak disiplin seperti tidak memakai sepatu dengan warna yang ditentukan atau mengunjungi tempat yang dilarang.

Poin dari hal-hal tersebut jika diakumulasikan jumlahnya mencapai 100, yang artinya sudah melebihi toleransi sekolah. Karena itu, siswa harus dikeluarkan.

Asrorun mengungkapkan, jika hanya menilai dari sistem poin, maka sekolah tidak memberikan keadilan bagi siswa. "Sehingga sekolah seharusnya tidak serta merta mengeluarkan siswa bila poinnya sudah melebihi batas, tetapi harus meninjau atas sebab apa anak mendapat poinnya," kata dia.

Dia menganggap, penjelasan soal bagaimana siswa mendapat poin adalah bagian dari pemenuhan hak siswa untuk mendapat pendidikan. Alasannya, anak tidak akan terdidik bila ia tidak mengetahui secara menyeluruh kesalahan yang ia perbuat.

Atas dasar itu, KPAI akan mengkaji kembali sistem poin yang diberlakukan oleh SMAN 70 sehingga menyebabkan 13 siswa dikeluarkan. Jika benar ada kesalahan, maka sistem ini akan dievaluasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com