Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sejak Dipegang Jokowi, Tanah Abang Kok Jadi Makin Macet Ya?"

Kompas.com - 15/10/2014, 06:34 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi arus lalu lintas di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, terpantau masih macet, meski pedagang sudah dilarang berjualan di jalan. Adapun usul dan kebijakan larangan berdagang di jalan ini dilaksanakan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada masa ketika ia memerintah.

Rosmi (60), pedagang asongan yang biasa berjualan di depan pintu masuk dan keluar Blok A Pasar Tanah Abang menuturkan, sebelumnya, jumlah kendaraan yang lewat di sana tidak sepadat sekarang. Beberapa angkot dan bus serta bajaj, menurut dia, jadi sering menunggu penumpang sehingga menutup dua pertiga badan jalan.

"Dulu kan (kendaraan umum) pada muter, enggak lewat sini (Blok A), dan belum semacet sekarang. Sejak dipegang Pak Jokowi kok jadi makin macet, ya?" tanya Rosmi kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2014).

Rosmi yang sudah berdagang selama dua tahun lebih di sana menuturkan, di saat masih ada pedagang yang turun ke jalan, angkutan umum lebih sering dialihkan ke tempat lain dan tidak lewat di depan Blok A. Namun setelah pedagang ditertibkan dan jalan sudah steril, arus kendaraan di kawasan tersebut kini malah macet karena kendaraan umum yang membandel.

Kemacetan tersebut, menurut Rosmi, mulai tampak sekitar pukul 13.00 setiap Senin sampai Sabtu. Kemacetan disebabkan oleh sopir angkot yang mulai ngetem mencari penumpang, baik bagi mereka yang akan menuju maupun pergi dari Tanah Abang.

Menjelang sore, sekitar pukul 16.00, angkot yang ngetem pun semakin banyak dan membuat barisan hingga memanjang ke belakang. Barisan ini diisi oleh angkot dari dua trayek, yakni M 10 jurusan Tanah Abang-Jembatan Lima dan 08 jurusan Tanah Abang-Kota. Sesekali juga ada bus APTB, mayasari, dan kopaja yang ikut ngetem.

Akibat antrean angkot, kemacetan di sana pun bisa mengular sampai ke Stasiun Tanah Abang. Baik pengendara yang akan menuju ke arah Kota maupun ke Petamburan dari Tanah Abang, mereka pertama-tama akan merasakan kepadatan di kawasan Blok F, yang merupakan tempat ngetem favorit para sopir bus. Setelahnya, kemacetan akan kembali dirasakan, yang merupakan dampak dari angkot ngetem di Blok A.

Pengendara yang akan melewati Blok A dapat menghabiskan waktu sekitar setengah jam pada jam padat dan macet, sementara pada saat sepi hanya membutuhkan waktu lebih kurang lima menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com