JAKARTA, KOMPAS.com - Acara Jakarta Marathon 2014 pada Minggu (26/10/2014) terlihat berjalan mulus. Panitia dengan setia menunggu para peserta di gerbang finish lapangan sisi silang Monas Barat Daya, Jakarta Pusat.
Para peserta pun tampak bersemangat meski ada yang menempuh jarak 42,195 KM dalam waktu hampir 9 jam. Namun, kesan tersembunyi pun timbul dari seorang peserta yang mengaku mendapat hambatan selama perlombaan lari itu berlangsung.
"Ada bagian kondisi jalan yang lubang. Sempat kejengklang (terkilir) sebentar karena lubang," kata Putri, peserta dengan nomor dada 11178.
Putri mengatakan, dia langsung mengistirahatkan kakinya sejenak. Setelah itu, ia mencoba kembali berlari dengan harapan bisa tiba di garis finish.
Pertama kalinya bagi Putri mengikuti ajang besar tahunan ini. Saat di KM 21, ia mengaku sudah nyaris menyerah karena tidak kuat.
"Panasnya itu parah, buat kita dehidrasi. Hampir menyerah tapi disemangati terus sama panitia dan yang lain," ujar perempuan 25 tahun ini.
Ia menuturkan, ada kejadian yang membuatnya tidak nyaman saat berlari. Di sekitar KM 22, kondisi sterilnya jalanan menurun. Ada banyak motor, kata dia, yang masuk ke arena lari. Padahal, jalanan itu telah ditutup dan dijaga oleh kepolisian.
"Mereka (polisi) bilang udah habis jamnya, padahal tadi masih jam 10.00, itu sempat dimarahin tapi tetap bilang sudah habis jamnya (jadi jalur dibuka)," tutur perempuan yang berlari 8 jam ini.
Hal itu, ia temui saat berada di sekitar kawasan Semanggi. Menurut Putri, atas informasi yang disampaikan kepolisian, jalanan yang menjadi rute Jakarta Marathon 2014 ditutup pukul 2.00-12.00 WIB. Namun, motor bersama polusi itu masuk ke area pukul 10.00 WIB. Motor dan polusi, kata dia, membuat fokus pelari buyar sehingga udara yang masuk ke tubuhnya pun menjadi udara kotor.
Meski begitu, ia yang mengikuti perlombaan bersama komunitas Tangerang Crazy Runners mengaku mendapat pengalaman baru dan berharap dapat mengikutinya lagi untuk tahun selanjutnya."Semoga bisa ikut lagi bareng komunitas saya. Panitia tahun ini bagus cuma sayang kurang sterilnya tadi aja," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.